GridHEALTH.id - Vape alias rorkok elektrik sudah bukan barang aneh dan baru lagi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Bahkan vape disukai juga oleh mereka yang bukan perokok.
Berbicara mengenai vape alias rokok elektrik, hampir mirip dengan rokok tembakau yang dibakar, tidak ada ujungnya. tak terkecuali perdebatannya.
Ya, perdebatan vape belakangn bermunculan. Awalnya masyarakat tahu vape adalah solusi bagi para perokok tembakau untukberhenti merokok.
Sebab, konon katanya, vape lebih tidak berisiko bagi kesehatan. Karena bukan asap.
Pendapat tersebut diperkuat oleh pernyataan ahli toksikologi dan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Shoim Hidayat.
Baca Juga: Untuk Mengatasi Diare, 2 Obat Cina Ini Direkomendasikan di 2023
Menurutnya, "Kajian ilmiah membuktikan bahwa produk hasil pengembangan inovasi dan teknologi ini dapat dijadikan alternatif bagi perokok dewasa yang sulit berhenti dari kebiasaan merokok," ujar Shoim Hidayat dikutip dari Kompas yang melansir dari Antara Minggu (29/1/2023).
Sebab tembaku alternatif yang dipanaskan itu hanya menghasilkan uap, bukan asap seperti yang ada di rokok.
Berkat sistem pemanasan tersebut, produk tembakau alternatif mampu mengurangi risiko hingga 90 persen - 95 persen lebih rendah bagi perokok dewasa.
Jadi, menurut Shoim, kalau masih ada yang menilai produk ini sama berbahayanya dengan rokok, itu suatu kekeliruan.
Pendapat tersebut bertolak belakang dengan paparan DR. dr Erlina Burhan MSc. Sp.P(K) selaku Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) dalam Media Group Interview pada Sabtu (14/01/2023).
Baca Juga: Susah BAB Atasi Saja dengan Pijat Refleksi Seperti Ini, Jadi Jangan Buru-buru Minum Obat
Menurut dr. Erlina Burhan, rokok elektrik bukan alat untuk lepas dari rokok konvensional, karena:
* Sama-sama menimbulkan kecanduan, toksik, dan berbahaya untuk kesehatan
* Sama-sama memiliki bahaya untuk paru
* Sama-sama mengandung nikotin, bahan karsinogen, dan bahan toksik lainnya
* Terbukti toksik terhadap saluran napas dan paru, serta masalah kesehatan respirasi.
Baca Juga: Pentingnya Penyintas Penyakit Jantung Mendapatkan Vaksin Booster Kedua
Rokok elektrik juga tidak membuat orang mudah terlepas dari rokok konvensional, jadi bisa saja seseorang konsumsi keduanya, maka efeknya bagi paru dan tubuh pun semakin besar.
Sejalan dengan hal ini, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pun hingga saat ini belum menyetujui rokok elektrik sebagai alat bantu berhenti merokok.
Selain itu, rokok elektrik tidak dapat dikatakan aman, sebaliknya sama berisikonya menimbulkan gangguan kesehatan, khususnya paru.
Pendapat tersebut sejalan dengan studi terbaru yang diterbitkan dalam The Journal of Nuclear Medicine. Malah digambarkan vape lebih berbahaya.
Hasil studi mengungkapkan vape lebih berbahaya bagi paru-paru dibandingkan rokok konvensional.
Baca Juga: Ketahui Titik Pijat di Area Kepala Untuk Redakan Sakit Kepala Berikut Ini
Menurut studi, vape dapat menyebabkan peradangan paru-paru dan meningkatkan risiko penyakit paru-paru.
Studi tersebut merupakan studi pertama yang menyertakan bukti paru-paru dari penggunaan vape yang berbeda dengan rokok biasa.
Peneliti membandingkan hasil Positron Emission Tomography (PET) scan dan radiotracer dari pengguna rokok biasa dan vape.
Dr Reagan Wetherill dari Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania mengatakan, iNOS merupakan enzim yang dihasilkan secara berlebihan pada pengguna rokok elektrik dan rokok biasa yang berhubungan dengan penyakit radang akut dan kronis.
"Ini menjadikannya target yang relevan untuk pencitraan molekuler radang paru-paru dan penyakit radang paru-paru," kata Wetherill, dikutip Express, Senin (30/1/2023).
Dalam studi itu, peserta dibagi beberapa kelompok, yaitu lima pengguna rokok elektrik, lima pengguna rokok biasa, dan lima pengguna yang tidak pernah merokok.
Pengguna rokok elektrik menunjukkan peradangan paru yang lebih besar daripada perokok biasa dan mereka yang tidak merokok.
Selain itu, ditemukan hubungan antara peradangan paru dan perifer.
Artinya, penggunaan rokok elektrik dapat meningkatkan peradangan paru.(*)
Baca Juga: Sering Merasakan Nyeri Sendi? Coba Konsumsi 5 Makanan Berikut Ini
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar