GridHealth.id - Ada 11 isu kesehatan yang diprediksi akan menuai sorotan di tahun 2023.
Seperti diketahui, sejak pandemi Covid-19 dimulai pada akhir tahun 2019, hingga 2022 isu ini masih jadi sorotan.
Seolah terlupakan, nyatanya ada beberapa isu kesehatan lainnya yang juga perlu diperhatikan.
Mengapa? Sebab beberapa isu kesehatan ini masuk ke dalah masalah kesehatan paling kritis yang harus tuntas sepanjang 2023.
Hal ini dibeberkan oleh oleh beberapa pakar dan ilmuwan dunia melalui data di Institute of Health and Metric Evaluation (IHME).
Bukan tanpa alasan, beberapa penyakit ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena sama-sama bisa menyebabkan kematian.
Baca Juga: Perubahan Iklim di Indonesia 2023 Diprediksi Ekstrim, Ada Risiko Kesehatan Manusia yang Terancam
Berikut pemaparannya:
"Covid jangka panjang benar-benar jadi masalah kesehatan yang harus diperhatikan di tahun 2023.
Dampak kesehatan dari Covid jangka panjang pun seringkali mengganggu kemampuan seseorang untuk menjalani rutinitas seperti sekolah, pekerjaan, ataupun berhubungan dengan lingkungan sekitar," ujar Sarah Wulf Hanson, ilmuwan penelitian utama dari tim peningkatan kualitas non-fatal dan risiko dan penulis utama makalah JAMA.
Pada dasarnya Covid bisa dicegah dengan rutin menerapkan protokol kesehatan seperti pakai masker saat keluar rumah, menjaga jarak dengan orang lain, konsumsi makanan bergizi dan vitamin untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, hingga hindari kontak langsung dengan orang yang terpapar.
Baca Juga: Manfaat Puasa Sebulan Penuh, Tak Hanya Bagi Kesehatan Tapi Juga Emosi
Selain itu, penanganan yang bisa diberikan pada orang yang sudah terpapar adalah dukungan diagnostik dan isolasi yang tepat dari dokter perawat primer.
Perawatan yang efektif tentu bisa membantu seseorang sembuh dari Covid-19.
"Gangguan mental adalah penyebab utama kecacatan di seluruh dunia. Dampak pandemi Covid-19, perang, kekerasan terhadap kesehatan mental harus jadi prioritas.
Khususnya memahami bagaimana hal ini berdapkan pada prevalensi dan beban gangguan mental," ujar Alize Ferrari, asisten profesor afiliasi dan pimpinan tim untuk memperkirakan beban gangguan mental.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental, seperti rutin membicarakan apa yang kita rasakan kepada orang terdekat dan pastikan kita merasa didengar.
Tingkatkan kualitas tidur, sebab kurang istirahat bisa memengaruhi suasana hati kita saat terbangun.
Selain itu ada makan yang sehat, diet sehat setiap harinya bisa meningkatkan suasana hati.
Jangan lupa untuk tetap aktif, sebab aktivitas fisik baik untuk tubuh dan pikiran kita.
Bersosialisasi dengan orang terdekat juga bisa membantu kita mengurangi stres berkepanjangan yang bisa menyebabkan gangguan mental.
Terakhir, memaafkan masa lalu dan melepaskan segala dendam adalah cara terbaik untuk kita bisa menjalani hari ini dengan baik.
"Perubahan iklim memengaruhi kesehatan jutaan orang di seluruh dunia, dan lebih penting, perubahan iklim akan semakin parah sepanjang abad ini.
Tidak ada pencegahan yang bisa dilakukan terhadap perubahan iklim, yang bisa dilakukan manusia adalah kesiapsiagaan agar bisa menjaga kesehatan lebih baik saat perubahan iklim," ujar Michael Brauer, profesor afiliasi dan pimpinan tim untuk memperkirakan beban faktor risiko lingkungan, pekerjaan, dan pola makan.
Kita bisa menangani atau mengurangi dampak dari perubahan iklim, seperti makan lebih sehat dan menjaga sistem kekebalan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit akibat perubahan iklim.
'Penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung iskemik dan stroke adalah penyebab utama kematian secara global, terhitung 28 persen dari total kematian pada tahun 2021," ujar Christian Razo, sarjana postdoctoral di tim yang memperkirakan beban penyakit kardiovaskular dan penulis utama studi Burden of Proof.
Ada pencegahan yang bisa dilakukan terhadap penyakit kardiovaskular, yaitu menjaga tekanan darah agar tetap stabil, mengurangi kolesterol yang tinggi, berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, hingga mengurangi polusi udara.
Penanganan dari penyakit kardiovaskular pun beragam, ada baiknya segera konsultasi dengan dokter jika kita punya indikasi penyakit tersebut.
"Infeksi saluran pernapasan bawah (LRI) khususnya respiratory syncytial virus (RSV) dan influenza jadi masalah kesehatan yang harus diwaspadai tahun 2023.
Infeksi influenza dan RSV bisa menjangkit anak kecil yang terpapar kualitas udara yang buruk.
Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan vaksinasi influenza yang bisa memberikan peluang untuk mengurangi beban LRI akibat flu," ujar Hmwe Kyu, asisten profesor dan pemimpin tim untuk memperkirakan beban HIV, TB, dan penyakit menular tertentu.
Penanganan yang bisa dilakukan oleh pasien dengan infeksi saluran pernapasan adalah konsultasi dengan dokter untuk perawatan intensif.
Selain itu rutin menggunakan masker untuk mengurangi paparan udara buruk.
"Tampaknya kemiskinan adalah 'ibu' dari ketimpangan kesehatan. Distribusi sumber daya yang tidak merata telah meluas karena perubahan iklim dan meningkatnya kekerasan.
Baca Juga: Hindari Masalah Mata Akibat Menatap Layar Komputer dengan Yoga Mata
Negara berpenghasilan rendah dan menengah disebut memiliki hasil kesehatan yang lebih buruk dibanding dengan negara berpenghasilan tinggi," ujar Mohsen Naghavi, profesor dan pemimpin tim untuk penyebab kematian, guncangan, penyebab menengah dan memperkirakan beban AMR.
Salah satu penanganan yang bisa dilakukan terhadap hal ini adalah pemberian lapangan pekerjaan untuk yang membutuhkan serta akses kemudahan untuk siapapun ke fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup.
"Memperkuat sistem kesehatan secara global tetap menjadi aspek penting sebab dibutuhkan sistem kesehatan yang baik di setiap negara.
Komitmen jangka panjang dari pemerintah diperlukan untuk menyediakan fasilitas kesehatan serta informasi yang layak untuk masyarakat," ujar Angela Micah, asisten profesor dan co-lead bantuan pengembangan untuk tim pelacakan sumber daya kesehatan.
Salah satu penanganan yang baik adalah alokasi dana dan sumber daya manusia untuk bisa membangun sistem kesehatan yang baik dan layak bahkan di wilayah terpencil sekali pun.
Sebab tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam mengantisipasti berbagai isu kesehatan yang muncul.
"Diabetes adalah salah satu penyakit penyebab komplikasi yang meningkatkan angka kematian di berbagai negara," ujar Ewerton Cousin, sarjana postdoctoral di tim penyakit tropis terabaikan dan penulis utama makalah The Lancet Diabetes & Endocrinology.
Menurut beliau, ada berbagai pencegahan yang bisa dilakukan, seperti diet sehat setiap harinya, olahraga rutin, hingga edukasi diri terkait informasi risiko diabetes untuk jangka panjang.
Selain itu, penanganan yang bisa dilakukan adalah menyebarkan informasi sebanyak mungkin soal apa itu diabetes dan bagaimana kita bisa memerangi diabetes.
Sebab kualitas hidup akan lebih baik tanpa diabetes.
Baca Juga: Tidak hanya Sadar Kesehatan Mental, Generasi Z Memiliki Sejumlah Kebiasaan Unik
"Cedera jalan masih merupakan cedera yang banyak terjadi dan bisa dicegah.
Bagi orang berusia 15-49 tahun, cedera jalan atau kecelakaan adalah penyebab utama kematian.
Pencegahan bisa dilakukan dengan membiasakan diri dengan berkendara aman, seperti menggunakan helm untuk yang berkendara dengan motor, lalu pastikan gunakan sabuk pengaman untuk yang berkendara dengan mobil, serta memerhatikan kecepatan dalam berkendara.
Selain itu hindari berkendara di bawah pengaruh alkohol sebab hal itu bisa merusak jarak pandang dan mempermudah kecelakaan," ujar Liane Ong, ilmuwan penelitian utama dan pemimpin tim untuk memperkirakan beban cedera.
"Pertumbuhan dan penuaan populasi diperkirakan bisa menyebabkan peningkatan besar dalam jumlah orang yang terpapar demensia.
Secara global penting untuk mengedukasi bagaimana demensia bisa mengurangi kualitas hidup seseorang.
Untuk merawat penyandang demensia secara memadai, diperlukan perencanaan dan terapi yang tepat untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal," ujar Emma Nichols, peneliti di tim BIRDS dan penulis utama makalah The Lancet Public Health tentang perkiraan demensia.
Berbagai pencegahan pun bisa dilakukan untuk mencegah demensia, seperti meningkatkan pengetahuan soal demensia, mengurangi kebiasaan merokok, hingga menjaga kadar gula darah agar tidak melonjak.
"Di tahun 2023 secara global proporsi populasi masyarakat berusia di atas 65 tahun akan meningkat.
Sehingga sistem kesehatan yang mendukung di setiap negara bisa meningkatkan kualitas hidup seseorang yang lanjut usia," ujar Angela Mikha selaku peneliti.
Tidak ada pencegahan dalam hal ini sebab bertambahnya umur adalah hal yang normal. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya untuk meningkatkan kualitas hidup orang lanjut usia.
Baca Juga: Covid-19 Varian Kraken Terdeteksi di Indonesia, Perhatikan 8 Gejalanya
Source | : | Institute of Health and Metric Evaluation |
Penulis | : | Rachel Anastasia |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar