GridHEALTH.id - Belakangan ini, kasus gantung diri marak diberitakan.
Latar belakang dari seseorang melakukan gantung diri itulah yang jadi sebuah pertanyaan.
Melansir dari WHO.int, setiap tahun 703.000 orang bunuh diri dan masih banyak lagi orang yang mencoba bunuh diri.
Setiap bunuh diri adalah tragedi yang memengaruhi keluarga, komunitas, dan seluruh negara serta berdampak jangka panjang bagi orang-orang yang ditinggalkan.
Bunuh diri terjadi bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa kenal usia, dan merupakan penyebab utama kematian keempat di antara usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2019.
Bunuh diri ini jadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius.
Baru-baru ini, muncul kabar soal beberapa kasus bunuh diri di sejumlah daerah.
Seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, ditemukan tewas gantung diri pada Rabu (1/2/2023).
Korban berinisial S ini ditemukan meninggal gantung diri oleh anaknya, yakni HH (34).
"Sekitar pukul 01.30 WIB, saksi satu selaku anak almarhum yang ingin buang air kecil ke toilet melihat keadaan almarhumah telah menggantung di kusen pintu kamar tidur menggunakan tali tambang," ujar Galih dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Anak korban pun langsung syok histeris saat melihat keadaan terakhir ibunya.
"Awalnya anaknya ini ingin buang air kecil, melihat keadaan almarhum telah menggantung di kusen pintu kamar tidur menggunakan tali tambang," ucap Galih.
Saat pemeriksaan awal, petugas kepolisian tidak menemukan tanda-tanda kekerasan yang menempel di badan S.
Bukan hany ibu S yang mengambil keputusan gantung diri, kasus bunuh diri ini juga terjadi pada siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Denpasar.
Siswi berinisial SAER (14) meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya di kawasan Jalan Dauh Puri, Denpasar Barat, Selasa (1/2/2023).
Peristiwa ini pertama kali ditemukan oleh ibunya pada pukul 19.45.
Saat masuk kamar anaknya, sang ibu histeris setelah dikejutkan putrinya yang tergantung.
Bersama tetangga, sang putri langsung di larikan ke RSAD di Jalan Sudirman agar mendapat pertolongan.
Sang anak ternyata menuliskan surat wasiat.
“Kalau tidak salah, bunyinya meminta maaf kepada ibu, pun meminta agar ibunya jangan marah-marah. Selain itu diminta agar jasadnya jangan di bakar (diaben), melainkan di kubur agar bisa ditengok kuburannya,” papar sumber.
Dikonfirmasi terpisah, Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadana membenarkan kabar duka ini.
“Motifnya diduga karena tidak diizinkan ikut kegiatan di sekolahnya. Terkait ini kami masih dalakukan pendalaman,” pungkasnya.
Fenomena bunuh diri ini jadi salah satu masalah serius di Indonesia.
Bunuh diri ini tidak mengenal usia, jenis kelamin, status sosial, jumlah kekayaan dan jabatan.
Memutuskan bunuh diri ini jadi salah satu cara untuk mengakhiri hidup seseorang saat sudah tak bisa menemukan jalan hidup.
Baca Juga: Sudah Berjalan Seminggu, Capaian Vaksin Booster Kedua Masih Rendah
Eksekusi bunuh diri banyak dilakukan berbagai cara, misalnya seperti gantung diri, terjun dari tempat yang tinggi, minum racun, menabrak diri di kereta yang melintas, menusuk, membakar diri, menyanyat nadi, dan lain sebagainya.
Bunuh diri merupakan peristiwa yang miris karena mengakhiri hidupnya akibat keputusasaan yang dialami oleh seseorang.
Dilansir dari mind.org.uk, ada beberapa alasan orang memilih untuk melakukan bunuh diri.
Inilah beberapa alasan yang sering ditemui:1. Masalah kesehatan mental
2. Penindasan, prasangka, atau stigma, seperti terkait dengan ras, jenis kelamin, disabilitas, atau identitas seksual
3. Berbagai jenis pelecehan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, seksual atau fisik
4. Dukacita, termasuk kehilangan orang yang dicintai karena bunuh diri
5. Akhir dari sebuah hubungan
6. Masalah keuangan
7. Isolasi atau kesepian
8. Merasa tidak mampu atau gagal
9. Kecanduan atau penyalahgunaan zat
10. Harapan masyarakat, misalnya untuk bertindak dengan cara tertentu atau mencapai hal-hal tertentu.
Pencegahan bunuh diri masih belum ditangani dengan baik, karena permasalahan keinginan untuk bunuh diri masih dianggap tabu bagi masyarakat umum, sehingga seseorang yang memiliki kecenderungan ini sangat sungkan untuk terbuka.
Hingga saat ini, tidak ada yang pernah tahu mengapa seseorang memilih untuk melakukan bunuh diri.
Kendati demikian, cobalah untuk terbuka dengan orang terdekat agar bisa menemukan jalan lain dari masalah tersebut.(*)
Source | : | who.int,TribunJakarta.com,Gridhealth,mind.org.uk |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar