Sebagai informasi, jika kanker payudara terdeteksi pada stadium 0-1 peluang sembuh dan harapan hidup masih 100%.
Namun, terlihat terjadi penurunan jika sudah memasuki stadium berikutnya.
Pada stadium 2-3 survival ratenya berkurang menjadi 72-93%, sementara jika sudah memasuki stadium 4, sangat rendah sekitar 22%.
Menurut dokter Jeffery, cara deteksi kanker payudara paling mudah dilakukan dan secara mandiri di rumah adalah periksa payudara sendiri atau dikenal dengan SADARI.
"Payudara adalah barang yang ada di luar, beda dengan usus, paru, itu di dalam. Artinya pada saat mandi bisa memegang sendiri," katanya.
Ia menegaskan, sehingga saat ada benjolan yang menjadi tanda awal penyakit ini dapat terasa.
Selain melalui SADARI, deteksi dini juga dapat dilakukan melalui SADANIS atau Pemeriksaan Payudara Klinis.
Ini bisa dilakukan dengan metode pemeriksaan darah, USG payudara, dan juga mamografi.
"USG menggunakan alat seperti ibu hamil, sesimpel itu, tidak mengandung radiasi," kata dokter Jeffery.
Pemeriksaan ini dilakukan pada wanita usia muda, yang berusia di bawah 45 tahun.
"Sedangkan mamografi ditujukan untuk orang yg usianya lebih lanjut, di atas 45 tahun," pungkasnya.
Tapi, ada kalanya pemeriksaan USG dan mamografi dilakukan bersama agar hasilnya bisa saling melengkapi. (*)
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar