Ada dua jenis obesitas yang dilihat berdasarkan penyebabnya, yaitu:
Jenis obesitas ini merupakan obesitas yang disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti ketersediaan makanan yang tinggi, gaya hidup sedenter, hingga akibat konsumsi obat-obat tertentu yang menyebabkan obesitas.
Kondisi ini menyebabkan asupan makanan dalam tubuh meningkat, yang bila tidak diiringi dengan pengeluaran energi maka sulit untuk mendapatkan keseimbangan energi, hasilnya simpanan energi menjadi berlebih dan perlahan menyebabkan obesitas.
Obesitas ini mencakup hingga 90 persen lebih angka kejadiannya, tanpa diikuti adanya gangguan mental, masih memiliki perawakan tinggi, usia tulang normal, dan pemeriksaan fisis umumnya normal.
Sedangkan untuk jenis obesitas endogen ini disebabkan oleh faktor genetik, dimana obesitas menjadi gejala dari penyakit ini, seperti sindrom dismorfik, mutasi leptin, dan lainnya.
Baca Juga: Dibalik yang Katanya Sehat Memasak dengan Air Fryer, Faktanya .....
Namun kondisi ini sebenarnya jarang terjadi dan hanya 5 persen menyebabkan obesitas.
Anak dengan obesitas endogen biasanya akan terlihat dari perawakannya yang pendek, fungsi mental sering retardasi, usia tulang terlambat, dan lainnya.
Anak yang memiliki tanda-tanda kegemukan perlu diperhatikan sejak awal sebelum memasuki kategori obesitas.
Jadi menurut dokter Winra anak yang gemuk tidak selamanya hal yang menggemaskan.
Orangtua perlu menyadari risiko komplikasi jika anak sudah tergolong gemuk, “Dipikiran masyarakat ini anak gemuk itu lucu, padahal sehat atau tidak, hindari risiko komplikasi karena kalau sudah terjadi komplikasi tentu saja kualitas hidup akan berkurang,” kata dr. Winra.
Source | : | Temu Media Kemenkes RI |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar