Faktor risiko yang tidak bisa diubah antara lain usia di atas 50 tahun, mempunyai riwayat infeksi usus besar atau riwayat polip, dan riwayat dalam keluarga.
Menurut profesor Aru, lingkungan dan gaya hidup yang termasuk dalam faktor risiko yang bisa diubah berpengaruh besar terhadap kejadian penyakit ini.
"Sedangkan faktor yang dapat diubah antara lain kebiasaan konsumsi berlebih daging merah dan daging olahan, diet tidak seimbang dan kurang sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas," jelasnya.
Selain itu, paparan asap rokok dan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebih, gangguan pencernaan berulang, dan riwayat diabetes tipe 2 juga menjadi penyebab risikonya meningkat.
Lebih lanjut profesor Aru Sudoyo mengatakan, gejalanya penting diketahui tapi masih kerap terabaikan oleh masyarakat. Adapun gejala kanker kolorektal antara lain:
1. Berat badan turun
2. Adanya rasa lemah yang berlebihan karena anemia, pendarahan terus-menerus dari usus
3. Adanya perubahan pada pola buang air besar, hari ini keras besok encer atau ukurannya kecil-kecil
4. Pendarahan dari bawah yang sering salah diagnosa sebagai ambeien
Untuk mengetahui risikonya, disarankan untuk melakukan skrining pribadi sehingga apabila ada indikasi maka kanker kolorektal bisa terdeteksi dini.
"Kalau kita medical check up atau niat untuk diri sendiri, silakan periksa kotoran sekali setahun atau tiap 6 bulan sekali," pungkasnya. (*)
Baca Juga: 7 Ciri Kanker Usus dan Lambung, Pahami Juga Cara Mengobatinya
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar