GridHEALTH.id - Lebih waspada karena ada berbagai penyakit yang diawali dengan gejala bau mulut.
Halitosis adalah istilah medis untuk bau mulut.
Setiap orang mengalami bau mulut dari waktu ke waktu, terutama setelah makan bawang putih, bawang merah, atau makanan kuat lainnya.
Namun, bau mulut yang tidak kunjung hilang (halitosis kronis) bisa berarti memiliki masalah kesehatan mulut atau kondisi yang mempengaruhi bagian lain dari tubuh.
Beberapa orang terlalu khawatir tentang bau mulut mereka meskipun mereka memiliki sedikit atau tidak ada bau mulut.
Sementara, yang lain memiliki bau mulut dan tidak mengetahuinya.
Halitosis adalah gejala dari berbagai kondisi.
Dengan kata lain, ini seperti pesan peringatan dari tubuh.
Menemukan akar penyebab halitosis adalah langkah pertama dalam menangani masalah ini.
Melansir dari clevelandclinic.org, ada beberapa penyebab yang bisa jadi gejala bau mulut.
Sementara kebersihan mulut yang buruk adalah penyebab paling umum dari halitosis, itu bukan satu-satunya.
Baca Juga: Bau Mulut Saat Bulan Puasa? Ini Waktu Sikat Gigi yang Baik Untuk Mencegahnya
Ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan bau mulut.
Air liur membantu mencuci mulut, jadi jika tubuh tidak menghasilkan cukup air liur dapat menyebabkan halitosis.
Merokok dapat menyebabkan mulut kering, dan juga meningkatkan risiko penyakit gusi.
Selain itu, obat-obatan tertentu dapat menyebabkan mulut kering.
Gejala kanker mulut atau orofaring (orofaring berada di antara hidung dan mulut) dapat terjadi.
Gejala yang termasuk luka tidak kunjung sembuh, sakit mulut, kesulitan menelan, benjolan di leher, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Ini adalah gangguan pencernaan di mana asam lambung atau cairan bocor kembali ke kerongkongan, saluran yang membawa makanan dari mulut ke perut.
Ketika makanan tersangkut di amandel (terletak di belakang tenggorokan), kadang-kadang mengeras menjadi endapan kalsium yang disebut batu amandel atau tonsillolith.
Bau mulut tersebutlah jadi salah satu gejalanya.
Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan, dan pendarahan.
Ini disebabkan oleh plak, lapisan lengket yang menumpuk di gigi dan dapat dihilangkan dengan menyikat dan membersihkan gigi dengan benang.
Baca Juga: Pentingnya Sedia Obat Kumur di Rumah, Bukan Hanya Hilangkan Bau Mulut
Gingivitis yang tidak diobati dapat menyebabkan periodontitis, merusak jaringan gusi dan dapat menyebabkan keropos gigi dan tulang di sekitar gigi.
Mulut parit adalah bentuk lanjutan dari penyakit gusi yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, pendarahan, demam, dan kelelahan.
Infeksi pada hidung, tenggorokan, atau paru-paru
Penderita pneumonia, misalnya, batuk mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap.
Penderita diabetes memiliki peningkatan risiko penyakit gusi.
Penyakit gusi dapat mempersulit pengelolaan diabetes karena dapat meningkatkan gula darah.
Ketika hati dan ginjal berfungsi dengan baik, mereka menyaring racun dari tubuh.
Namun pada orang dengan penyakit hati atau ginjal, zat beracun ini tidak dibersihkan.
Hal ini dapat mengakibatkan halitosis.
Itulah beberapa penyakit yang perlu diwaspadai saat mengalami bau mulut.
Baca Juga: Sering Diabaikan, Ini 5 Penyebab Bau Mulut yang Bikin Tak Percaya Diri
Source | : | mayoclinic,Clevelandclinic.org |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar