Dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem imun lansia tidak lagi optimal seperti saat usianya masih muda. Sehingga, orang berusia senja jadi lebih rentan terkena penyakit infeksi.
Namun selain penyakit infeksi, ada juga beberapa masalah kesehatan yang rentan dialami oleh lansia dan membutuhkan perhatian lebih dari orang terdekat.
Salah satunya adalah penyakit degeneratif, yang berhubungan dengan fungsi jaringan dan organ tubuh yang mengalami penurunan.
"Misalnya otak, otak waktu masih muda istilahnya volumenya masih banyak, pas usia lansia terjadi penyusutan volume. Kita bilangnya atrofi karena usia," katanya.
Sehingga tak jarang ditemui lansia yang pikun atau mudah lupa, serta mengalami perubahan pada perilakunya.
Selain itu, ada pula penyakit metabolik seperti diabetes dan hipertensi, yang sebenarnya kemungkinan sudah dialami sejak muda.
Penyakit yang berhubungan dengan sendi atau tulang, juga rentan dialami oleh lansia, khusunya wanita yang sudah memasuki masa menopause.
"Penyakit-penyakit sendi atau tulang akibat proses degeneratif, misalkan osteoporosis atau pengeroposan tulang. Apalagi wanita yang sudah menopause, berisiko tinggi untuk terkena osteoporosis," kata dokter Abdaly.
Lantaran hal ini, beberapa lansia mungkin sering merasakan sendinya kaku terutama pada pagi hari, bengkak ataupun nyeri.
Mengingat lansia rentan sakit dan efeknya yang bisa berakibat fatal, dokter Abdaly menyarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan. Skrining menurutnya dapat dilakukan sedini mungkin, sebelum usia 45 tahun.
Sehingga, jika ditemukan faktor risiko, kondisinya dapat dikelola dengan baik, agar tidak terjadi komplikasi serius. (*)
Baca Juga: Dampak Pruritus Pada Lansia, Sulit Tidur Hingga Gangguan Kecemasan
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar