GridHEALTH.id - Orang lanjut usia atau lansia adalah orang-orang yang sudah berusia lebih dari 60 tahun.
Orang-orang yang berada di usia ini, dikategorikan sebagai kelompok rentan, karena mudah terserang penyakit dan berisiko mengalami kondisi yang fatal.
Sehingga kondisi kesehatannya perlu mendapatkan perhatian dan juga perlindungan yang lebih dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Muhammad Syah Abdaly, SpPD, mengatakan lansia rentan sakit karena seiring bertambahnya usia terjadi proses imunosenesens.
Jika bingung, imunosenesens adalah proses degenerasi sistem imun yang terjadi seiring dengan proses penuaan.
"Terjadi penurunan sistem imun yang secara alamiah karena proses degenerasi. Itu menyebabkan seseorang jadi lebih sulit untuk mengendalikan kalau ada serangan kuman, bakteri, virus, parasit, atau jamur," kata dokter Abdaly kepada GridHEALTH, Rabu (17/5/2023).
Padahal, sistem imun seharusnya bekerja melawan benda asing, seperti virus maupun bakteri, yang masuk ke tubuh agar tidak menyebabkan penyakit.
Akan tetapi, fungsi tersebut tidak berjalan optimal pada tubuh seorang lansia, sehingga rentan jatuh sakit.
Alasan lain yang membuat lansia rentan mengalami kondisi fatal ketika terserang penyakit adalah penyakit penyerta atau komorbid.
Menurut dokter yang berpratik di klinik geriatri RSU Bunda Jakarta ini, seseorang yang sudah berusia lanjut biasanya mempunyai lebih dari satu penyakit komorbid atau multiple comorbidity.
"Orang lansia itu biasanya disertai banyak komorbid, rata-rata lebih dari satu. Jarang yang cuma hipertensi saja, biasanya kalau hipertensi ada komplikasinya yang ikutan, seperti penyakit jantung, stroke, atau kolesterol," jelasnya.
Baca Juga: 3 Rahasia Jadi Lansia yang Sehat dari Dokter, Lakukan Mulai Sekarang!
Dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem imun lansia tidak lagi optimal seperti saat usianya masih muda. Sehingga, orang berusia senja jadi lebih rentan terkena penyakit infeksi.
Namun selain penyakit infeksi, ada juga beberapa masalah kesehatan yang rentan dialami oleh lansia dan membutuhkan perhatian lebih dari orang terdekat.
Salah satunya adalah penyakit degeneratif, yang berhubungan dengan fungsi jaringan dan organ tubuh yang mengalami penurunan.
"Misalnya otak, otak waktu masih muda istilahnya volumenya masih banyak, pas usia lansia terjadi penyusutan volume. Kita bilangnya atrofi karena usia," katanya.
Sehingga tak jarang ditemui lansia yang pikun atau mudah lupa, serta mengalami perubahan pada perilakunya.
Selain itu, ada pula penyakit metabolik seperti diabetes dan hipertensi, yang sebenarnya kemungkinan sudah dialami sejak muda.
Penyakit yang berhubungan dengan sendi atau tulang, juga rentan dialami oleh lansia, khusunya wanita yang sudah memasuki masa menopause.
"Penyakit-penyakit sendi atau tulang akibat proses degeneratif, misalkan osteoporosis atau pengeroposan tulang. Apalagi wanita yang sudah menopause, berisiko tinggi untuk terkena osteoporosis," kata dokter Abdaly.
Lantaran hal ini, beberapa lansia mungkin sering merasakan sendinya kaku terutama pada pagi hari, bengkak ataupun nyeri.
Mengingat lansia rentan sakit dan efeknya yang bisa berakibat fatal, dokter Abdaly menyarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan. Skrining menurutnya dapat dilakukan sedini mungkin, sebelum usia 45 tahun.
Sehingga, jika ditemukan faktor risiko, kondisinya dapat dikelola dengan baik, agar tidak terjadi komplikasi serius. (*)
Baca Juga: Dampak Pruritus Pada Lansia, Sulit Tidur Hingga Gangguan Kecemasan
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar