GridHEALTH.id - Baru-baru ini, ramai jadi buah bibir setelah seorang balita usia 3 tahun dinyatakan positif narkoba.
Balita di Samarinda, Kalimantan Timur positif narkoba berjenis sabu.
Kejadian tersebut terjadi setelah sang balita minum air mineral yang diberikan tetangganya.
Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim Rina Zainun mengungkapkan kronologi balita tersebut terinfeksi narkoba.
Berawal ketika korban bersama ibunya berkunjung ke rumah tetangga pada Selasa (6/6/2023), dan sang anak meminta minum.
"Nah, akhirnya ngomonglah dengan tetangganya yang punya rumah untuk minta minum," kata Rina kepada Kompas.com, Minggu (11/6/2023).
Tetangga itu kemudian mengambilkan botol air mineral yang isinya hanya tinggal setengah untuk diberikan kepada anak tersebut.
Selesai mencarikan uban dari rumah tetangganya, N dan ibunya pulang ke rumah.
Pada malam hari, orang tua korban merasa heran dengan anaknya yang tidak segera tidur meski sudah pukul tujuh malam.
Bahkan, sang anak tidak tidur hingga subuh.
"Anak ini malah berbicara sendiri ngoceh sendiri, munguti-mungutin sampah di ambal (karpet anyaman), merobekin tisu, tidak mau minum, tidak mau makan," lanjut Rina.
Baca Juga: Apa Itu Narkoba Zombie? Membuat Tidak Sadarkan Diri dan Kulit Membusuk
Malam harinya, N dibawa ke Rumah Sakit Atma Husada Mahakam, Samarinda, Kaltim untuk menjalani pemeriksaan.
"Setengah jam menunggu, hasilnya (urine) positif mengandung metamfetamina yang ada pada unsur sabu," ungkap Rina.
Setelah berkonsultasi dengan pihak dokter, TRC PPA membawa N ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda untuk menjalani opname.
Belajar dari masalah yang terjadi pada balita di Samarinda, orang tua perlu melakukan pengawasan penuh pada anak.
Melansir dari kidshealth.org, metamfetamin adalah stimulan atau sejenis obat yang membuat orang tetap terjaga, dan melakukan aktivitas terus menerus dengan kebutuhan tidur yang lebih sedikit.
Obat-obatan ini dibuat dalam bentuk pil, bubuk, atau kristal tebal yang disebut sabu-sabu.
Metamfetamin ditelan, dihirup, dihisap, atau disuntikkan ke pembuluh darah.
Orang yang menyalahgunakan metamfetamin merasa tinggi dan penuh energi.
Mereka pikir obat itu akan membuat tubuh mereka terus berjalan.
Efek samping termasuk pernapasan cepat, detak jantung tidak teratur, dan peningkatan tekanan darah.
Selain itu, juga mengeluh berkeringat, sakit kepala, penglihatan kabur, mulut kering, hot flashes, dan pusing.
Ketika digunakan dalam dosis yang lebih besar, sabu dapat menyebabkan suhu tubuh yang sangat tinggi, kebingungan, kejang (gerakan tubuh menyentak yang tidak terkendali), dan bahkan kematian.
Narkoba dapat mempengaruhi anak-anak pada semua tahap perkembangan.
Seorang anak dapat terpengaruh sebelum mereka lahir, tepat setelah mereka lahir, sebagai anak kecil, dan remaja.
Jika tak segera ditangani, ada berbagai efek jangka panjang yang bisa terjadi pada anak saat terkontaminasi obat terlarang.
Melansir dari toprehabs.com, inilah efek yang bisa terjadi pada anak.
Ketika seorang anak tidak memenuhi tonggak perkembangan seperti yang diharapkan.
Tonggak tersebut mencakup hal-hal seperti berjalan, duduk, berbicara, dan keterampilan sosial.
Seorang anak mengalami kesulitan berkomunikasi dan dipahami karena kesulitan membuat suara yang sesuai.
Sering terjadi pada anak-anak, tetapi anak-anak yang terkena narkoba mungkin mengalami infeksi yang lebih sering dan lebih parah.
Masalah ini dapat mencakup ketidakmampuan untuk fokus dan hal-hal seperti keseimbangan dan orientasi
Efek ini memengaruhi kesehatan anak secara keseluruhan dalam banyak hal.
Baca Juga: Narkoba Sering Disalahgunakan Untuk Meningkatkan Gairah Seks, Studi
Bahaya ini menyangkut masalah perkembangan otot, tulang, dan gerakan anak.
Ternyata, anak yang memiliki efek obat terlarang ini bisa berdampak pada pendidikan dan sosialisasi anak.
Adanya gangguan pendengaran dan keterlambatan bahasa bisa terjadi pada jangka panjang.
Hal ini termasuk ingatan yang buruk, keterampilan persepsi yang buruk, dan keterampilan belajar yang buruk.
Banyak balita yang terpapar obat-obatan terlarang baik secara langsung maupun tidak langsung.
Balita yang terancam narkoba mendapatkan visibilitas dengan meningkatnya penggunaan metamfetamin, tetapi sabu bukanlah satu-satunya obat yang menyebabkan masalah; kokain adalah narkoba lainnya.
Balita yang terancam bahaya narkoba didefinisikan sebagai balita yang menderita cedera fisik, atau penelantaran saat tinggal di rumah tempat obat-obatan terlarang digunakan atau diproduksi.
Baca Juga: Pernah Benci dengan Narkoba karena Ibunya Pengguna, Kini DJ Joice yag Ditangkap Polisi
Source | : | Kompas.com,Kidshealth.org,toprehabs.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar