"Kalau dirawat yang sembuh cuma 20 persen, jadi sudah telat. Ini kaya kanker sudah stadium 4, yang baik cuma 20 persen," ujar Budi dalam kegiatan Rakernas Program Banggakencana dan Percepatan Penurunan Stunting 2023 pada Rabu (25/1/2023).
Melansir Research Program on Agriculture for Nutrition and Health, perbaikan tumbuh kembang anak stunting mungkin terjadi jika ada perubahan lingkungan, misalnya pindah ke lingkungan tempat tinggal lebih baik atau dengan adopsi.
Hal ini agar memungkinkan dilakukannya intervensi gizi hingga kemampuan mengakses layanan kesehatan yang lebih baik.
Kendati demikian, perubahan lingkungan tersebut harus dilakukan dalam dua tahun pertama kehidupan anak.
Hal yang dapat disimpulkan bahwa stunting merupakan keadaan yang memang tidak dapat dikoreksi bila telah terjadi.
Inilah beberapa langkah saat mengobati stunting pada anak:
1. Konsultasi ke dokter anak untuk melihat adanya penyakit dasar (misalnya infeksi kronis) dan untuk mendeteksi adanya gangguan perkembangan
2. Ibu mengikuti sesi konseling menyusui jika anak usia di bawah dua tahun (0-2 tahun), dan kelas ibu balita atau eduksi tentang Pemberianan Makanan Pendamping ASI (MPASI) jika anak usia 6-23 bulan.
3. Orangtua menghubungi Tenaga Petugas Gizi (TPG) di puskesmas, untuk mendapatkan bantuan MPASI tambahan untuk anak usia 6-23 bulan atau Makanan Tambahan (PMT Balita) untuk anak usia 2-5 tahun.
Tentunya dengan status kurang gizi (Berada di bawah Garis Merah-BGM pada grafik KMS), atau mendapatkan tambahan mikronutrien (taburia) jika status kurang gizi ringan/sedang (berada pada pita kuning pada grafik KMS).
4. Jika Balita dengan status gizi buruk maka disarankan untuk dirawat di RS atau Puskesmas Rawat Inap untuk mendapatkan terapi gizi.
Baca Juga: Wajib Tahu 4 Pelayanan Stunting dari Pemerintah Bagi Remaja Hingga Balita
Source | : | cegahstunting.id,dinkes.papuabaratprov.go.id |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar