GridHEALTH.id - Hari Tanpa Tembakau Sedunia diperingati setiap tanggal 31 Mei dengan tema tahun ini adalah “Lindungi Anak dari Campur Tangan Industri Produk Tembakau.”
Tema ini menekankan pentingnya melindungi generasi muda dari taktik industri tembakau yang bertujuan menarik konsumen generasi berikutnya.
Indonesia sedang menghadapi krisis kesehatan dengan meningkatnya jumlah perokok aktif, terutama di kalangan anak-anak dan remaja.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah perokok aktif di negara ini diperkirakan mencapai 70 juta orang.
Lebih mengkhawatirkan lagi, 7,4% dari jumlah tersebut adalah perokok berusia 10-18 tahun.
Peningkatan Perokok di Kalangan Anak dan Remaja
Anak-anak dan remaja adalah kelompok yang menunjukkan peningkatan jumlah perokok paling signifikan.
Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2019 mengungkapkan bahwa prevalensi perokok di kalangan anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3% pada 2016 menjadi 19,2% pada 2019.
Selain itu, data SKI 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun memiliki jumlah perokok terbanyak (56,5%), diikuti oleh kelompok usia 10-14 tahun (18,4%).
Bahaya Peningkatan Jumlah Perokok Aktif
Dikutip dari situs Kemenkes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Eva Susanti, menyatakan bahwa peningkatan jumlah perokok aktif ini merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama bagi remaja.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Begini Cara Rokok Tingkatkan Kadar Kolesterol
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar