- Rentan terkena infeksi
Pada anak perempuan yang mengalami stunting, ketika dewasa akan menghadapi berbagai risiko saat kehamilan dan persalinan.
Bahkan ketika dewasa, anak dengan tubuh pendek akan memiliki tingkat produktivitas yang rendah dan sulit bersaing di dalam dunia kerja.
Wanita dewasa dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, juga berisiko untuk mengalami masalah kesehatan dan perkembangan pada keturunannya saat sudah dewasa.
Hal ini dimungkinkan karena ibu hamil yang bertubbuh pendek di bawah rata-rata atau biasa dikenal sebagai maternal stunting akan mengalami perlambatan aliran darah ke janin serta pertumbuhan rahim dan plasenta.
Artinya, ibu yang stunting cenderung memiliki anak yang stunting juga.
Menurut Ketua Satgas Stunting Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Damayanti, R. Sjarif, Sp.A(K), kondisi tersebut dapat diperbaiki selama anak belum menginjak usia 2 tahun.
Meskipun begitu, Damayanti juga menambahkan bahwa usaha tersebut tidak dapat terbilang sederhana ataupun dapat membawa kesembuhan sepenuhnya.
Saat anak stunting berusia di atas dua tahun, penyembuhannya akan lebih sulit.
Sebab, terdapat penanganan khusus yang dibutuhkan oleh mereka yang membuat para dokter harus bekerja lebih keras.
Terlebih jika terdapat permasalahan pada asupan makanan.
Baca Juga: Mengatasi Triple Burden of Malnutrition: Tantangan Kesehatan dan Solusi Berkelanjutan
Source | : | cegahstunting.id,dinkes.papuabaratprov.go.id |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar