Beberapa penelitian epidemiologi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi daging merah yang berlebihan dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker usus besar dan rektum.
Komponen seperti zat besi heme, lemak, dan senyawa karsinogenik yang terbentuk selama pemrosesan daging merah dapat berkontribusi pada perkembangan kanker.
Makan daging merah secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Lemak jenuh dan lemak trans yang terkandung dalam daging merah dapat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan metabolisme glukosa, yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Keterkaitan antara konsumsi daging merah yang berlebihan dan masalah ginjal telah didokumentasikan.
Tingginya kandungan protein dalam daging merah dapat meningkatkan beban kerja pada ginjal, yang pada gilirannya dapat memperburuk kondisi bagi orang yang sudah menderita penyakit ginjal.
Makan daging merah yang berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
Daging merah umumnya kaya akan lemak dan kalori, dan mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan asupan kalori harian.
Hal ini dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas, yang merupakan faktor risiko untuk berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
Pemrosesan dan pengawetan daging merah, seperti pengasapan atau penggaraman, dapat menghasilkan senyawa yang berpotensi merusak kesehatan saluran pencernaan.
Konsumsi daging merah yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit pencernaan seperti divertikulitis dan penyakit radang usus. (*)
Baca Juga: Apakah Daging Ayam Pantangan Bagi Penderita Asam Urat?
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar