GridHEALTH.id - Dalam banyak budaya, terdapat beragam mitos dan kepercayaan seputar menstruasi.
Salah satu mitos yang cukup umum adalah larangan minum es selama masa haid.
Mitos ini telah tersebar luas dan diyakini oleh beberapa orang.
Namun, apakah ada dasar ilmiah di balik larangan ini?
Dalam artikel ini, kita akan mengungkap mitos dan fakta seputar minum es saat menstruasi.
1. Mitos: Minum Es Membuat Menstruasi Menjadi Lebih Lama atau Lebih Berat
Banyak orang percaya bahwa minum es selama menstruasi dapat memperpanjang durasi atau meningkatkan jumlah darah yang keluar.
Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
Menstruasi adalah proses fisiologis alami yang dipengaruhi oleh hormon dalam tubuh, dan minum es tidak memiliki hubungan langsung dengan durasi atau volume darah yang dikeluarkan selama menstruasi.
Fakta: Minum Es Tidak Memengaruhi Durasi atau Volume Menstruasi.
2. Mitos: Minum Es Menyebabkan Kram Perut Lebih Parah
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Benarkah Wanita Tidak Boleh Keramas Saat Haid? Ini Ulasannya
Beberapa orang percaya bahwa minum es dapat menyebabkan kram perut yang lebih parah selama menstruasi. Namun, tidak ada dasar ilmiah yang memvalidasi klaim ini.
Kram perut yang dialami selama menstruasi disebabkan oleh kontraksi rahim yang bertujuan mengeluarkan lapisan dalam rahim.
Minum es tidak mempengaruhi kontraksi ini atau memperburuk gejala kram.
Fakta: Minum Es Tidak Mempengaruhi Tingkat Kram Perut.
3. Mitos: Minum Es Membekukan Darah Menstruasi
Beberapa orang mengklaim bahwa minum es selama menstruasi dapat membekukan darah menstruasi di dalam rahim dan menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi. Namun, ini hanyalah sebuah mitos.
Suhu dingin minuman tidak dapat mempengaruhi suhu internal tubuh secara signifikan atau mengubah sifat darah yang keluar selama menstruasi.
Fakta: Minum Es Tidak Membekukan Darah Menstruasi atau Mempengaruhi Siklus Menstruasi.
4. Mitos Minum Es Meningkatkan Risiko Infeksi
Beberapa orang percaya bahwa minum es saat menstruasi dapat meningkatkan risiko infeksi karena perubahan suhu dalam tubuh. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
Infeksi terkait menstruasi biasanya disebabkan oleh faktor-faktor lain, seperti kebersihan yang buruk atau penggunaan pembalut yang tidak tepat.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar