Ini tentu harus menjadi perhatian, apalagi jika makanan cepat saji tersebut dikonsumsi oleh anak-anak.
Alasan mengapa mie instan memicu stunting, karena dalam makanan ini terdapat kandungan monosodium glutamat (MSG) yang cukup banyak, untuk memperkaya citarasanya.
Produk yang dibuat dari bahan baku tepung, garam, dan minyak kepala sawit ini, dinilai tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi anak.
Selain itu, bagi anak yang usianya sangat kecil, asupan natrium yang tinggi dapat berpengaruh buruk pada organ tubuhnya seperti jantung, hati, dan ginjal.
Padahal, untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan anak, dibutuhkan asupan nutrisi yang seimbang. Mulai dari karbohidrat, protein, vitamin, lemak, dan mineral.
Tidak terpenuhinya asupan nutrisi yang penting tersebut, lama-kelamaan dapat memicu anak stunting.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, untuk mendukung tumbuh kembangnya, anak memerlukan asupan nutrisi yang lengkap.
Untuk memenuhi asupan gizi tersebut, Kementerian Kesehatan mencanangkan pola makan "Isi Piringku".
Dalam satu porsi makan, sebaiknya terdiri dari setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi sumber protein (hewani atau nabati). Pastikan jumlahnya lebih banyak daripada karbohidrat.
Pola makan yang sehat ini, sangat dianjurkan untuk diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan begitu, potensi terjadinya stunting dapat diminimalisir dan tumbuh kembangnya dapat berjalan dengan baik. (*)
Baca Juga: Kurang Darah Selama Hamil Bisa Sebabkan Anak Stunting, Bagaimana Mencegahnya?
Source | : | Gridhealth.id,Kemenkes RI,SKATA |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar