Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronik.
Lantas, apa hubungannya antara polusi udara dan risiko stunting?
Dijelaskan bahwa polutan yang terhirup akan menyebabkan gangguan pada sistem sirkulasi, yang mengakibatkan suplai oksigen terganggu.
Kekurangan oksigen dalam jangka waktu panjang, menyebabkan pertumbuhannya lebih lambat.
"Kasus ini terlihat di Bangladesh, paparan terhadap PM 2,5 ternyata terjadi peningkatan 30% berat badan lahir rendah dan stunting sejak 1999 hingga 2014," jelasnya.
Riset di Afrika dan Cina, menemukan bahwa anak-anak terpapar polusi udara, risiko stuntingnya meningkat dua kali lipat.
Dalam kesempatan berbeda, dokter spesialis dr. Novitria Dwinanda, Sp. A. Subsp. N. P. M, menjelaskan, risiko tersebut berhubungan dengan infeksi berulang yang dialami oleh anak.
"Anaknya sakit berulang-ulang, kayak paparan asap rokok, anaknya menjadi iritasi, bronkitis, infeksi paru berulang, batuk pilek berulang," ujarnya dalam diskusi media RS Pondok Indah, Selasa (8/8/2023).
Penyakit infeksi yang menyerang anak akibat udara berkualitas buruk yang dihirupnya, membuat anak malas makan.
Alhasil, berat badannya turun dan tubuhnya mengalami kekurangan asupan gizi yang penting.
"Kalau anak sakit, emang ada yang mau makan? Jadi, anak sakit itu akan menganggu berat badannya, jadi di mana kaitannya polusi udara dengan stunting, ya kaitannya seperti ini," pungkasnya. (*)
Source | : | liputan,media briefing |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar