Hal ini bisa menyebabkan tidur yang lebih terganggu, permukaan tidur yang lebih sering, dan lebih banyak waktu yang dibutuhkan untuk merasakan tidur yang nyenyak dan segar.
Paparan terus-menerus terhadap cahaya di malam hari juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Hal ini mungkin terjadi karena gangguan ritme sirkadian dan pengaruhnya terhadap kualitas tidur.
Beberapa penelitian telah mengaitkan tidur yang buruk dan gangguan tidur dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan bahkan kanker.
Tidur dengan lampu menyala dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap risiko ini melalui gangguan pada ritme sirkadian dan produksi hormon.
Paparan cahaya terang di malam hari juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan mata dan gangguan penglihatan jangka panjang. Ini terjadi karena mata yang terus-menerus terpapar cahaya buatan dapat mengalami stres dan kelelahan.
Matikan semua lampu dan perangkat elektronik saat tidur. Pastikan kamar tidur dalam keadaan gelap.
Jika Anda terbiasa tidur dengan sedikit cahaya, pertimbangkan untuk menggunakan penutup mata yang dapat membantu memblokir cahaya.
Jika Anda memang perlu lampu tidur, pilihlah yang memiliki cahaya hangat dan rendah daripada yang terang.
Jika Anda menggunakan perangkat elektronik sebelum tidur, gunakan mode malam yang mengurangi cahaya biru. Tidur dengan lampu menyala dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan.
Penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang gelap dan nyaman untuk mendukung ritme sirkadian yang sehat. Jika Anda mengalami masalah tidur atau ingin mengoptimalkan kualitas tidur Anda, pertimbangkan untuk mengurangi paparan cahaya buatan saat tidur. (*)
Baca Juga: Jangan Sekali-kali Nekat Olahraga Saat Kurang Tidur, Ini Sederet Bahaya yang Bisa Menimpa Kesehatan
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar