Mengutip PAHO, rabies termasuk penyakit endemik di beberapa benua. Diperkirakan 60.000 orang meninggal setiap tahunnya.
Sekitar 40 persen di antara jumlah kematian tersebut adalah kelompok usia anak di bawah 15 tahun.
Di Indonesia beberapa waktu yang lalu digemparkan dengan KLB (kejadian luar biasa) rabies yang terjadi di Nusa Tenggara Timur.
Vaksin akan bekerja dengan merangsang tubuh dan membentuk antibodi, sehingga saat virus rabies masuk, sudah mampu melawannya.
Pemberian vaksinasi dapat dilakukan kepada hewan maupun orang yang rentan, misalnya bekerja dengan hewan yang berpotensi terinfeksi.
Vaksin rabies dapat diberikan ke hewan peliharan seperti anjing dan kucing. Dosis pertama diberikan ketika berusia kurang dari 3 bulan.
Antibodi yang mampu melawan virus biasanya sudah terbentuk dalam kurun waktu 7-10 hari setelah vaksinasi.
Pengulangan vaksiansi dapat dialkukan setidaknya 28 hari setelah vaksinasi awal, karena ini waktu saat titer antibodi virus rabies mencapai puncaknya.
Pada manusia, vaksin rabies dapat mencegah rabies jika diberikan kepada seseorang setelah terpapar atau berpotensi terkena infeksi.
Caranya, lokasi luka harus dibersihkan secara menyeluruh dengan sabun dan air.
Vaksinasi perlu diberikan sesegera mungkin setelah terpapar, sebelum gejala muncul. (*)
Baca Juga: Balita di NTB Dirawat Usai Digigit Kucing yang Diduga Terpapar Rabies
Source | : | CDC,PAHO,Global Alliance for Rabies Control |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar