GridHEALTH.id - Mengubah pola makan dengan melakukan diet adalah cara yang paling sering dilakukan saat menurunkan berat badan.
Namun seringkali karena metode diet yang kurang tepat, masalah kesehatan seperti asam lambung kambuh yang justru terjadi.
Bila ini terus-menerus terjadi, maka efek buruk yang lebih serius mungkin bisa terjadi dan akhirnya membuat malas untuk berdiet.
Padahal, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan berat badan ideal melalui pola makan.
Salah satu metode yang terbuktif efektif dan mudah untuk dilakukan adalah diet intermittent fasting.
Melansir Mayo Clinic, intermittent fasting berarti tidak makan selama jangka waktu tertentu setiap hari atau minggu.
Ada beberapa cara berbeda untuk melakukan diet ini, tapi semuanya didasarkan pada pemilihan periode waktu makan dan puasa yang teratur.
Misalnya dapat mencoba makan hanya selama delapan jam setiap hari dan setelahnya berpuasa.
Ahli saraf dari John Hopkins Medicine Mark Mattson mengatakan, setelah beberapa jam tanpa makanan, tubuh menghabiskan simpanan gula dan mulai membakar lemak.
"Intermittent fasting kontras dengan pola makan normal bagi kebanyakan orang, yang makan sepanjang waktu mereka terjaga," ujarnya.
"Jika seseorang makan tiga kali sehari, ditambah camilan, dan mereka tidak berolahraga, maka setiap kali mereka makan, mereka menghabiskan kalori tersebut dan tidak membakar simpanan lemaknya," sambungnya.
Baca Juga: Menu Diet Buah 3 Hari, Ini Daftar Buah yang Aman Dikonsumsi untuk Turunkan Berat Badan
Metode diet ini bekerja dengan memperpanjang periode ketika tubuh membakar kalori yang dikonsumsi selama makan terakhir dan mulai membakar lemak.
Saat melakukannya, ketika waktunya berpuasa, air putih atau air tanpa kalori seperti kopi hitam bisa tetap diminum.
Sedangkan saat waktunya makan, lakukan seperti biasa dan tidak berlebihan. Tapi sebaiknya, tidak makan junk food berkalori tinggi atau pun gorengan.
Jenis makanan yang direkomendasikan di antaranya sayuran berdaun hijau, lemak sehat, protein tanpa lemak, serta karbohidrat kompleks dan tidak dimurnikan seperti biji-bijian.
Selain untuk menurunkan berat badan, sejumlah riset menemukan manfaat diet ini untuk tubuh secara keseluruhan:
* Meningkatkan memori otak
* Menjaga tekanan darah normal dan menjaga kesehatan jantung
* Penurunan lemak dan menjaga massa otot
* Mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan obesitas
* Mengurangi kerusakan jaringan selama operasi
Saat melakukannya mungkin akan merasakan lapar, kelelahan, hingga sakit kepala. Tak masalah, karena efek samping tersebut seiring waktu akan hilang. (*)
Baca Juga: Diet Tiffany Plate Sempat Viral di TikTok, Apa Saja Menu yang Direkomendasikan?
Source | : | Mayo Clinic,John Hopkins Medicine |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar