GridHEALTH.id - Kadar kolesterol yang tinggi dan tidak dikontrol, dapat menjadi awal munculnya masalah kesehatan serius.
Kolesterol dalam darah dibagi menjadi dua jenis, yaitu kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL).
Jika jumlahnya yang terlalu banyak adalah kolesterol jahat, maka di dalam tubuh dapat berkombinasi dengan zat lain dan mengendap di dalam arteri, yang dikenal sebagai plak.
Terbentuknya plak di pembuluh darah, akan meningkatkan risiko berbagai jenis penyakit.
Tidak mengembalikan kadar kolesterol ke batas yang normal, dapat menyebabkan penyakit berikut ini.
Penyakit jantung koroner terjadi saat tumpukan plak terbentuk di pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung.
Jika plak di arteri koroner berhasil menghentikan aliran darah ke jantung, dapat mengakibatkan gagal jantung.
Sebuah kondisi di mana jantung tidak mampu memompa darah yang cukup untuk seluruh tubuh.
Nyeri dada adalah gejala yang umum dirasakan ketika aliran darah ke jantung berkurang karena menumpuknya plak.
Saat sumbatan di arteri sangat parah, maka otot-otot jantung tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan secara maksimal.
Serangan jantung atau heart attack, disebabkan oleh aliran darah ke jantung yang tersumbat.
Baca Juga: Mana yang Kolesterolnya Lebih Tinggi, Daging Kambing atau Sapi?
Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh penumpukan plak, lemak dan kolesterol, di arteri.
Kadang-kadang plak tersebut bisa pecah dan memicu terbentuknya bekuan darah.
Selain jantung, risiko kolesterol tinggi juga berdampak pada otak, karena aliran darah yang terhambat.
Terjadilah stroke, akibat adanya bekuan darah yang mengalir ke otak, sehingga organ tersebut kekurangan oksigen dan nutrisi lainnya.
Seperti halnya serangan jantung, semakin lama area tersebut kekurangan oksigen, semakin besar pula kerusakan permanen yang terjadi.
Sebuah studi di The Lancet pada 2021 menemukan, kadar kolesterol jahat yang tinggi di usia lanjut, dikaitkan dengan risiko sedang demensia, termasuk penyakit Alzheimer.
Ini menunjukkan LDL yang tinggi merupakan faktor demensia terbaru, meskipun para peneliti tidak menemukan hubungan konsisten antara kadar HDL dan trigliserida.
Selain memicu penyakit kardiovaksular dan gangguan pada otak, kolesterol tinggi juga dapat mengganggu kerja ginjal.
Terjadi penyempitan yang cukup signifikan pada pembuluh darah yang menuju ke ginjal. Lama-kelamaan, terjadi kekurangan oksigen dan ini akan menyebabkan kerusakan permanen.
Salah satu tanda penyumbatan arteri ginjal adalah tekanan darah tinggi yang tidak merespons obat-obatan.
Itu karena ginjal berperan penting dalam mengatur tekanan darah dengan menyaring cairan dalam tubuh, termasuk darah. (*)
Baca Juga: Praktis Dipraktikkan di Rumah, Begini Cara Menurunkan Kolesterol dengan Bawang Putih
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar