Kafein adalah stimulan yang dapat meningkatkan denyut jantung dan merangsang sistem saraf. Jika Anda memiliki masalah tidur atau sensitivitas terhadap kafein, minum teh setelah makan, terutama di malam hari, dapat mengganggu tidur Anda.
Minum teh setelah makan juga dapat memengaruhi penyerapan zat besi. Teh mengandung senyawa yang disebut tanin, yang dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme (zat besi dari sumber nabati) oleh tubuh.
Ini dapat menjadi masalah bagi individu yang memiliki risiko kekurangan zat besi, seperti vegetarian atau wanita hamil.
Untuk menghindari dampak ini, disarankan untuk mengonsumsi sumber zat besi dalam waktu yang berbeda dari saat Anda minum teh.
Teh herbal, yang tidak mengandung kafein, dapat menjadi pilihan yang lebih aman setelah makan.
Teh herbal seperti chamomile, peppermint, atau jahe dapat memiliki manfaat untuk pencernaan dan relaksasi. Mereka juga tidak memiliki efek negatif pada penyerapan zat besi.
Oleh karena itu, minum teh herbal setelah makan bisa menjadi alternatif yang baik.
Minum teh setelah makan bukanlah tindakan yang berbahaya, tetapi ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.
Beberapa mitos yang beredar tentang manfaat minum teh setelah makan tidak sepenuhnya benar. Namun, jika Anda mengalami masalah tidur atau memiliki sensitivitas terhadap kafein, Anda mungkin ingin membatasi konsumsi teh terutama di malam hari.
Selain itu, perhatikan juga penyerapan zat besi, terutama jika Anda memiliki risiko kekurangan zat besi. Pilihan minum teh herbal setelah makan bisa menjadi alternatif yang lebih aman dan bermanfaat.
Yang terpenting, kebijakan minum teh setelah makan harus disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan pribadi Anda. (*)
Baca Juga: Sering Dikira Sama, Ternyata Ini Perbedaan Teh Hijau dan Matcha Mulai dari Rasa hingga Nutrisinya!
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar