GriHEALTH.id - Diabetes adalah sebuah penyakit metabolik yang ditandai oleh kadar gula darah tinggi.
Faktor risiko penyakit ini sangat beragam, salah satu yang memengaruhi adalah gaya hidup sehari-hari.
Sayangnya, kebanyakan orang tidak sadar kebiasaan yang dijalaninya berefek negatif pada kesehatan.
Akibatnya terlihat jelas, dari kasus diabetes yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Kementerian Kesehatan melaporkan, Indonesia menduduki posisi ke-5 di dunia dengan kasus diabetes terbanyak, sekitar 19,5 juta.
Jumlahnya akan terus bertambah dan diperikrakan pada 2045 bisa mencapai 28,6 juta kasus.
Berikut adalah beberapa kebiasaan orang yang berisiko diabetes dan sebaiknya mulai diperbaiki.
Dilansir dari AARP, studi yang terbit di jurnal Nutrition pada 2019 menemukan, orang yang sering melewatkan sarapan berisiko kena diabetes.
Risiko terkena penyakit ini karena ketika tidak sarapan, orang cenderung akan makan lebih banyak saat siang dan ini akan memengaruhi gula darah.
Sebuah studi yang dilakukan pada lebih dari 475.000 orang dan dipublikasikan di Diabets Care, menemukan mengubah hidup sedentary 30 menit dengan aktivitas fisik bisa menurunkan risiko diabetes.
Risiko diabetes tipe 2 diketahui dapat berkurang sekitar 6 hingga 31 persen.
Baca Juga: Gak Perlu Minum Obat Lagi, Cukup Konsumsi 9 Makanan Ini Bisa Bikin Diabetes Tidak Kambuh
Melansir Everyday Health, konsumsi banyak kalori adalah alasan terbesar kenapa banyak orang Amerika yang kelebihan berat badan, temuan para peneliti Harvard.
Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakatnya yang sering mengonsumsi minuman manis dan menganggap air tidak punya kalori.
Ketika haus, edukator diabetes dari Cleveland Clinic Shannon Knapp, menyarankan untuk minum air putih atau susu rendah lemak.
Tanpa disadari, sering kurang tidur dapat meningkatkan risiko untuk terkena diabetes.
Dalam sebuah studi yang dilakukan pada hampir 337.000 orang, partisipan yang begadang punya kadar gula darah yang tinggi.
Kenapa bisa begitu? Ketika waktu tidur yang kurang, membuat keseimbangan hormon terganggu.
Tubuh jadi lebih banyak hormon stres, seperti kortisol, yang memompa gula darah.
Selain itu, lebih sedikit insulin yang dilepaskan setelah makan, menyebabkan kenaikan kadar gula darah.
Perokok risikonya 30 hingga 40 persen lebih tinggi untuk mengalami diabetes dibandingkan yang bukan perokok.
Tidak ada alasan yang pasti, tapi dipengaruhi faktor risiko lain seperti stres, pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan distribusi lemak tubuh yang sulit dipisahkan.
Itulah beberapa kebiasaan orang yang berisiko diabetes, segera ubah jika tidak ingin tetap sehat. (*)
Baca Juga: Di Balik Rasanya yang Pahit Pare Punya Manfaat Tak Terduga untuk Diabetes, Bisa Jadi Obat Alami!
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar