GridHEALTH.id - Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air, aktris legendaris Kiki Fatmala dikabarkan meninggal dunia.
Aktris asal Jakarta ini meghembuskan napas terakhir tepat pada 1 Desember 2023 ini, akibat komplikasi kanker.
Kabar berpulangnya Kiki Fatmala disampaikan oleh pihak keluarga melalui akun media sosial Instagram.
"Kiki Fatmala meninggal dunia pada 1 Desember 2023 pada usia 56 tahun, karena komplikasi akibat kanker," tulis keterangan keluarga.
Sebagai informasi, Kiki Fatmala didiagnosis mengidap kanker paru stadium 4 pada November 2021.
Ia juga sempat menjalani beberapa kali kemoterapi dan pengobatan lanjutan di Singapura.
Pihak keluarga tidak memberikan informasi tambahan mengenai kepergian pemain "Mariam Si Manis Jembatan Ancol 2" ini dan akan melakukan pemakaman secara tertutup.
Kanker paru menurut American Lung Association, adalah kondisi saat sel-sel di paru-paru bermutasi secara tidak normal.
Tidak seperti sel normal, sel kanker tumbuh tidak terkendali dan berkumpul membentuk tumor, lalu menghancurkan jaringan sehat di sekitarnya.
Perubahan pada sel yang membuatnya tidak terkendali, bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Mulai dari genetik, paparan asap rokok, hingga paparan zat berbahaya lain di lingkungan sekitar.
Ini bukan jenis penyakit kanker yang langka, tapi kebanyakan kasusnya ditemukan pada stadium lanjut.
Baca Juga: Batuk Bisa Jadi Gejala Awal Kanker Paru, Ciri-ciri Seperti Apa yang Perlu Diwaspadai?
Hal tersebut terjadi karena pada tahap awal, kanker ini biasanya tidak menunjukkan gejala apapun.
Pengobatan kanker paru terdiri dari pembedahan, radioterapi, kemoterapi, target terapi, hingga imunoterapi. Jenis perawatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Menurut Lung Cancer Center, komplikasi dapat timbul karena tumor ganas memengaruhi area lain di tubuh setelah menyebar.
Adapun risiko komplikasi yang berisiko dialami oleh pengidap kanker ini adalah sebagai berikut:
Dilansir dari Mayo Clinic, seseorang dengan kanker paru dapat mengalami kesulitan bernapas karena tumor menghalangi jalan masuk udara.
Kanker ini juga bisa menyebabkan cairan menumpuk di sekitar paru, membuat paru-paru sulit mengembang sepenuhnya ketika menarik napas.
Kanker paru juga dapat menyebabkan pendarahan di saluran napas, yang mengakibatkan seseorang batuk darah (hemoptisis).
Terkadang, pendarahan yang terjadi semakin parah. Kurang dari 10 persen masalah hemoptisis dianggap masif.
Kanker paru lebih lanjut yang menyebar ke lapisan dinding paru atau bagian tubuh lain seperti tulang, dapat menyebabkan nyeri.
Pada tahap yang lebih lanjut, sel kanker yang awalnya hanya ada di paru-paru bisa menyebar ke bagian tubuh lain, disebut metastatis.
Bagian tubuh yang paling sering terdampak oleh penyebaran sel kanker ini yakni otak dan tulang. (*)
Baca Juga: Kasus Kanker Paru Tinggi Setiap Tahun, 3 Kelompok Ini Disarankan Rutin Skrining
Source | : | Mayo Clinic,American Lung Association,Lung Cancer Center |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar