Ia melanjutkan, "Dari pemeriksaan PCR ini dapat dilihat apa penyebab pneumonianya karena virus, bakteri, atau bakteri atipikal seperti mycoplasma ini."
Ngabila juga menjelaskan, bahwa sebenarnya pneumonia karena bakteri mycoplasma bukan penyakit baru di Indonesia.
Sehingga masyarakat diminta untuk tidak panik menghadapi situasi seperti saat ini.
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat menangkal penyakit infeksi, termasuk pneumonia pada anak ini.
Langkah PHBS yang dilakukan meliputi penggunaan masker saat berada di keramaian, cuci tangan menggunakan air dan sabun mengalir, dan menjaga jarak.
"Apalagi saat ini pancaroba, imunitas (cenderung) menurun," katanya.
Mencegah pneumonia terjadi pada anak-anak, bisa dilakukan dengan melengkapi imunisasi sesuai jadwalnya.
"Ada (vaksin) Covid-19 untuk 18 tahun ke atas, lalu juga disarankan vaksinasi influenza setiap satu tahun sekali khususnya kelompok berisiko," jelas Ngabila.
Kasus pneumonia karena myocplasma pneumoniae menjadi sorotan dunia setelah Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan adanya peningkatan kasus gangguan saluran pernapasan terutama di China bagian utara.
Angka kejadian pneumonia juga dilaporkan mengalami kenaikan di Belanda dan Denmark.
Kendati demikian, tidak diketahui apakah kasus-kasus tersebut ada hubungannya dengan peningkatan yang terjadi di China. (*)
Baca Juga: Pneumonia Misterius Mewabah di China, Ini Imbauan Kemenkes untuk Mencegahnya
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar