GridHEALTH.id - Laron adalah jenis serangga yang sering dijumpai di rumah-rumah masyarakat Indonesia.
Serangga ini paling sering dijumpai pada musim hujan dan biasanya terbang mengitari sumber cahaya.
Bagi sebagian orang, kehadiran laron bisa sangat mengganggu. Tapi untuk yang lainnya, justru menjadi fenonema yang menguntungkan.
Dalam kelompok masyarakat tertentu, serangga ini seringkali dimanfaatkan sebagai olahan makanan.
Salah satu jenis makanan dengan bahan baku laron yang cukup terkenal, yakni peyek laron.
Penyebab banyak orang yang mengonsumsinya, tak lepas dari anggapan bahwa laron merupakan sumber protein hewani yang baik.
Dilansir dari Kompas (6/12/2023), ahli gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Anna Vipta Resti Mauludyani mengatakan, laron memang salah satu hewan yang bisa dimakan.
Selain dibuat peyek, Anna menjelaskan laron juga bisa dijadikan sebagai olahan masakan yang lain.
Contohnya laron yang digoreng secara langsung dan bisa juga dijadikan oseng, botok, maupun sate.
Ia membenarkan, bahwa serangga ini tinggi kandungan proteinnya, sehingga bisa dijadikan alternatif.
"Laron bisa menjadi alternatif sumber protein hewani karena memiliki kandungan protein yang tinggi," katanya.
Baca Juga: Catat, Ternyata Ini Dia Penyebab Utama Biduran yang Perlu Diketahui
Ahli gizi IPB yang lainnya, Ali Khomsan, juga menyampaikan hal yang serupa dengan Anna.
Menurutnya, laron merupakan hewan yang kaya akan kandungan nutrisi.
"Laron adalah hewan kaya nutrisi sebagaimana serangga-serangga lainnya," kata Ali.
"Dahulu tahun 1970-an laron digoreng menjadi camilan karena memang kita masih sulit mencari pangan bergizi," sambungnya.
Menurutnya, kebiasaan mengonsumsi laron yang masih ada hingga saat ini merupakan wujud pemanfaatan pangan bergizi.
"Lemak 44 persen dan protein 36 persen, ini gizi yang luar biasa dari laron." ungkapnya.
Meski benar laron memiliki kandungan protein yang tinggi dan baik untuk kesehatan, tapi tetap perlu berhati-hati saat mengonsumsinya.
Pasalnya, mengonsumsi jenis serangga ini bisa memicu reaksi alergi pada seseorang.
"Alergi terjadi bersifat individual yang sensitif terhadap protein pangan tertentu. Karena bersifat individual, maka tidak berlaku umum," katanya.
Apabila memang mempunyai alergi terhadap laron, maka bisa mengonsumsi sumber protein hewani lainnya seperti ayam, ikan, daging, dan telur.
Laron memang tinggi kandungan protein, tapi bila mempunyai alergi sebaiknya dihindari untuk mencegah masalah kesehatan lebih lanjut. (*)
Baca Juga: Ini Semua Gegara Beli Guling 40 Ribu Perak, Saat Tidur Digigit Serangga Kecil Ini
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar