Contoh gejala gangguan cemas yang berdampak pada fisik seperti jantung berdebar, napas pendek, banyak keringat, tubuh bergetar, mual dan muntah, hingga nyeri dada.
"Tetapi kalau diperiksa sama dokter, cek laboratorium, EKG, (hasilnya) normal. Tidak ada masalah apa-apa," jelasnya.
Sedangkan gejala psikologisnya berupa rasa cemas, khawatir, takut kehilangan kontrol. Ketiga gejala perilaku di antaranya makan dan tidur terganggu, serta mondar-mandir tidak jelas dan bertujuan.
Selanjutnya adalah depresi, yang persentasenya cukup tinggi, yakni 28,9% dibandingkan dengan gangguan jiwa lainnya.
Lebih lanjut, psikiater ini mengatakan gangguan cemas sudah bisa dideteksi dari anak usia di bawah 5 tahun dan depresi pada anak usia 5-9 tahun.
Depresi punya gejala mayor dan minor. Gejala depresi mayor di antaranya afek depresi yakni muka yang murung, sedih, menangis, atau gampang tersinggung.
"(Selanjutnya) kehilangan minat, kehilangan semangat, sesuatu yang disenangi jadi gak bergairah menjalannya. Kemudian energinya drop, gampang capai, malas bergerak, dan gejala gampang terkuras," kata dokter Lahargo.
Berikutnya adalah gejala minor yang menyebabkan fokus konsentrasinya terganggu, harga diri turun, makan dan tidur terganggu, hingga yang paling berat menyakiti diri sendiri atau mengakhiri hidup.
"Apa yang kita harus lakukan agar kita tercegah dari masalah kesehatan jiwa atau bisa mengatasi masalah kesehatan jiwa yang memang sudah kita alami?" kata dokter Lahargo.
Berikut ini adalah beberapa cara manajemen masalah kesehatan jiwa yang bisa dilakukan.
"Jaga benar dari pola hidup sehat, dimulai dari makanan. Kamu adalah apa yang kamu makan," katanya.
Baca Juga: Ciri-ciri Mental Sehat, Tanda-tanda Kesejahteraan Jiwa yang Perlu Anda Kenali
Source | : | liputan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar