GridHEALTH.id - Stres selama kehamilan dapat berdampak buruk bagi janin yang ada dalam kandungan.
Fase kehamilan membuat seorang wanita perlu mengalami berbagai perubahan, mulai dari hormonal hingga fisik.
Hal ini, membuatnya perlu melakukan penyesuaian diri dengan perubahan tersebut dan terkadang dapat menyebabkan stres.
Psikolog Lieke Puspasari mengatakan, stres pada ibu hamil umumnya terjadi pada trimester 3 hingga melahirkan.
Ia juga mengatakan, kondisi ini dapat dirasakan oleh janin yang berada dalam kandungan dan berisiko menimbulkan efek negatif.
"Ketika semakin stres, hormon kortisol meningkat. Ini membuat jadi lebih sedih, ketakutan, dan merasa tidak mampu. Itu dirasakan oleh janin," kata Lieke dalam media interview Fresh Care Clinic, Selasa (2/4/2024).
"Janin merasakan semua emosi ibu, ketika ibu marah-marah dan lain-lain, di dalam sini (kandungan) dia merasakan semuanya," sambungnya.
Sebelum membahas dampaknya, Lieke menjabarkan terlebih dahulu ciri-ciri ibu hamil yang stres.
Ia mengatakan, wanita yang sedang hamil dan mengalami kondisi ini biasanya mengalami nyeri di dada, sesak napas, overthinking, dan nyeri otot serta perut.
"(Ciri lainnya) mudah lupa, sering lelah, detak jantung lebih cepat, terus ngapa-ngapain jadi mager, mudah marah, penurunan nafsu makan atau makan berlebihan," jelas Lieke.
Bila tidak segera ditangani, stres berkepanjangan yang dialami ibu hamil akan mempengaruhi kondisi kesehatannya dan juga calon buah hati.
"(Dampak) pertama bisa ada kelainan dalam pembentukan janin, ketika stres terus-menerus mereka (janin) menyerap kondisi negatif ibunya dan itu bisa menimbulkan kelainan," ujarnya.
Baca Juga: Dampak TBC saat Kehamilan, Bisakah Janin dalam Kandungan Tertular?
Emosi negatif yang dirasakan ibu saat hamil, juga dapat membuat perkembangan dan pertumbuhan janin terganggu.
Dampak stres pada ibu hamil lainnya, yakni daya tahan tubuh ibu dan janin melemah.
Selain itu, kondisi ini juga dapat membuat gerakan janin berkurang, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, preeklamsia pada ibu, hingga rendahnya IQ anak saat lahir.
Lieke lebih lanjut menjelaskan, beberapa gangguan perkembangan juga mungkin dialami oleh anak yang ibunya stres saat hamil.
Salah satu yang rentan terjadi adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), di mana anak mengalami gangguan untuk memfokuskan perhatiannya.
Karena dampaknya yang besar, stres pada ibu hamil perlu ditangani secepat dan sebaik mungkin.
Ini dilakukan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, seperti memperbanyak lemak sehat dan protein, serta menghindari makanan manis.
Selain itu, usahakan untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup dan lakukan hal-hal yang membuat perasaan senang.
Dalam hal ini, peran suami berperan penting dalam membantu ibu hamil mengatasi stres yang dialaminya.
"Dukungan suami sangat pemting, perlu edukasi kalau dukungan dari keluarga kurang," ujarnya.
Cara lainnya, yakni memberikan afirmasi positif terhadap diri sendiri bahwa hal ini wajar terjadi dan kondisinya bisa dilewati.
Begitulah dampak stres pada ibu hamil terhadap janin dalam kandungan dan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. (*)
Baca Juga: Awas, Ini 3 Pengaruh Asam Urat Saat Hamil pada Janin di Kandungan
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar