GridHEALTH.id - Beberapa waktu lalu, masyarakat dunia, khususnya di Inggris digemparkan dengan penarikan sebuah produk es krim dari pasaran.
Badan Standarisasi Keamanan Pangan (FSA) Inggris, menarik produk es krim tersebut dari peredaran karena kemungkinan terdapat potongan plastik atau logam.
Adanya dugaan itu, membuat produk es krim tersebut dianggap tidak aman untuk dikonsumsi.
Selain di Inggris, penarikan produk es krim yang sama juga dilakukan di Irlandia.
Memang, apa efek kesehatan yang bisa terjadi bila mengonsumsi makanan yang tercemar potongan logam dan plastik?
Pakar dan Pengamat Kebijakan Kesehatan Hermawan Saputra mengatakan, adanya cemaran logam pada makanan dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Ini dapat menyebabkan terjadinya iritasi, dan juga infeksi saluran pernapasan maupun pencernaan.
"Tubuh melakukan pencernaan, katalisasi dari zat makanan yang masuk. Di lambung terutama, ada zat asam yang akan menghancurkan makanan menjadi butiran halus yang akhirnya disekresikan melalui urine dan feses manusia," katanya saat ditemui oleh GridHEALTH di Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2024).
Sementara jika yang masuk ke dalam tubuh berupa logam, tubuh tidak sanggup melarutkannya.
Pada akhirnya, ini akan berpengaruh terhadap proses sekresi dan bisa mengganggu metabolisme tubuh.
"Seringkali itu bisa menyebabkan infeksi, radang, dan dalam penanganan (yang) tidak cepat, bisa membahayakan," jelasnya.
Baca Juga: Diduga Mengandung Logam dan Plastik, Produk Es Krim Ini Ditarik dari Pasaran Inggris
Pada kasus seperti ini, intervensi medis diperlukan untuk menangani kondisinya.
Lebih lanjut, selain kandungan logam adanya kandungan plastik dalam makanan juga dapat membahayakan kesehatan manusia.
Plastik yang terpapar oleh suhu panas yang berlebihan, baik saat pengemasan atau penyimpanan, dapat meleleh dan butirannya mencemari makanan.
Dalam kadar tertentu, dapat memicu sejumlah masalah kesehatan, termasuk terjadinya kanker.
Risiko tersebut dikarena sifat plastik yang tidak mampu diserap dalam metabolisme tubuh.
Apabila tidak sengaja terkonsumsi dalam jumlah yang besar, cemarannya berisiko menumpuk di organ tubuh.
Dalam hal ini, sulit untuk mengetahui secara langsung adanya cemaran logam maupun plastik dalam makanan yang dikonsumsi.
Selain dengan melakukan pengujian laboratorium, yang memeriksa sampel dari makanan tertentu.
"Mikroplastik ini kan memang karena kecil, tidak kelihatan. Bisa juga dikonsumsi karena terpapar di makanan atau minuman. Dalam situasi normal, orang tidak akan bisa mengenali," katanya.
Maka dari itu, untuk mencegah paparan logam maupun plastik, sangat penting untuk memperhatikan higenitas makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
Mulai dari wadahnya hingga cara penyimpanan makanan tersebut. Jangan simpan makanan dalam wadah plastik pada suhu yang panas, seperti di atas 40 derajat Celsius. (*)
Baca Juga: Bahaya Mikroplastik Sebabkan Wanita Rentan Mengalami Gangguan Hormon Hingga Kista
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar