Menurut Gufron, WHO telah memberikan kontribusi yang berarti dengan memberikan masukan yang membangun dalam meningkatkan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang bertujuan mencapai UHC.
Selain itu, WHO juga telah berperan dalam pertukaran pengalaman antarnegara dan memberikan masukan yang berharga untuk perencanaan layanan kesehatan Indonesia di masa mendatang.
Agar memahami lebih dalam dinamika kesehatan, WHO Indonesia telah memberikan sumbangannya melalui studi menyeluruh untuk mengevaluasi implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dengan fokus pada akses, kualitas, dan pembiayaan layanan kesehatan.
Selain itu, WHO Indonesia juga aktif dalam berbagi informasi dan pengalaman dengan negara lain terkait pembelian layanan kesehatan yang strategis.
Untuk masa depan, WHO juga berencana melakukan analisis yang bertujuan untuk mengembangkan solusi dan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia.
Prestasi JKN
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah meningkat, mengakibatkan peningkatan jumlah peserta dan kontribusi iuran.
Pendapatan dari iuran telah melonjak lebih dari Rp 100 triliun, dengan tingkat kolektabilitas iuran peserta JKN mencapai 98,80% pada tahun 2023.
Pada tahun 2014, total pendapatan iuran mencapai Rp 40,7 triliun, sementara pada tahun 2023, jumlah total pendapatan iuran meningkat menjadi Rp 150,4 triliun.
Baca Juga: Bisa Hemat Pasang Gigi Palsu di Puskemas Pakai BPJS, Perhatikan Syaratnya Berikut
Source | : | BPJS Kesehatan |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar