GridHEALTH.id - Fenomena lonely death pada lansia di Jepang, mengalami peningkatan.
Dilansir dari South China Morning Post, dalam tiga bulan pertama tahun ini sudah ada sekitar 17.034 orang berusia 65 tahun yang meninggal.
Data tersebut dirilis oleh Badan Kepolisian Nasional, pada Selasa (14/5/2024).
Statistik menunjukkan bahwa kelompok kematian terbesar, terjadi pada kelompok usia 85 tahun ke atas sebanyak 4.922 kasus.
Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Jepang, terkait demografi di negaranya.
Lonely death atau kematian yang kesepian, sebuah istilah untuk kondisi di mana seseorang meninggal sendirian.
Artinya, orang tersebut meninggal ketika tidak lagi memiliki hubungan dengan orang terdekat dan rata-rata jenazahnya ditemukan tiga hari setelahnya.
Fenomena ini juga disebut sebagai "kematian sendirian" atau "kematian tanpa pengawasan".
Selain di Jepang, fenomena lonely death juga banyak dilaporkan terjadi di Korea Sealatan.
Lantas, apa yang menjadi pemicu terjadinya kematian dalam kesepian ini hingga banyak orang yang mengalaminya?
Seorang peneliti senior di Institut Nasional Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Masataka Nakagawa, berusaha menjelaskan penyebab lonely death.
Baca Juga: Sering Dipertanyakan, Benarkah Kesepian Bisa Pengaruhi Kualitas Tidur? Simak Penjelasannya
Menurutnya, ada tiga alasan mengapa kasus kematian karena kesepian tinggi di Jepang.
Hal ini, ada kaitannya dengan perubahan dalam tatanan kehidupan dalam keluarga Jepang.
"Dulu kami memiliki beberapa generasi keluarga yang tinggal bersama, namun hal ini tidak lagi terjadi karena anak-anak cenderung menjauh dari orangtuanya karena alasan pekerjaan," katanya kepada This Week in Asia.
"Selain itu, angka pernikahan telah menurun selama beberapa tahun dan itu berarti saat ini terdapat banyak orang lajang, bahkan di kalangan lansia," jelasnya.
Faktor penyebab yang terakhir, yakni rata-rata harapan hidup yang jauh lebih panjang.
Ini menyebabkan setengah dari pasangan lanjut usia, kebanyakan perempuan, hidup sendirian.
Nakagawa lebih lanjut menjelaskan, lingkungan sekitar biasanya saling melengkapi untuk memberikan dukungan bagi para lansian.
Namun, fenomena lonely death yang semakin marak, menunjukkan bahwa dukungan dan sistem jaminan sosial tidak memadai.
Alasan mengapa fenomena ini lebih banyak terjadi pada para pria, karena perempuan memiliki kecenderungan menjaga hubungan baik dengan keluarga dan tetangga.
"Jadi saya yakin fokus yang lebih besar perlu diberikan pada laki-laki lanjut usia yang tinggal sendirian dan cenderungan lebih terisolasi," pungkasnya.
Itulah penjelasan mengenai fenomena lonely death yang terjadi di Jepang dan Korea, serta beberapa faktor penyebabnya. (*)
Baca Juga: Apakah Kesepian Termasuk Depresi? Mengungkap Hubungan dan Dampaknya
Source | : | South China Morning Post |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar