“Kemudian, meningkatkan surveilans infeksi pernapasan akut berat dengan faktor risiko untuk deteksi dini suspek flu burung,” lanjut Farchanny.
“Kami mengimbau para peternak ayam, itik, sapi atau hewan lainnya untuk menerapkan pengelolaan ternak dan kandang ternak dengan menerapkan hygiene dan sanitasi yang benar.
Jangan lupa juga selalu melakukan disinfeksi dan cuci tangan.” lanjutnya.
Selain itu, Farchanny meminta para peternak tidak menjual hewan sakit dan bila ada kematian ternak mendadak dan dalam jumlah besar segera melapor.
Untuk mencegah flu burung terjadi, apakah harus berhenti makan unggas? Jawabannya adalah tidak.
Alih-alih berhenti makan unggas, Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Achmad Farchanny Tri Adryanto mengatakan untuk tidak mengonsumsi unggas maupun mamalia yang sakit.
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya antisipasi penularan flu burung pada manusia.
“Tidak mengonsumsi unggas dan mamalia yang sakit, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai pada saat kontak dengan unggas atau hewan mamalia sakit atau mati mendadak,” pesan Farchanny.
“Kemudian, melaporkan kepada dinas peternakan setempat bila ada kematian unggas atau hewan mamalia secara mendadak dan dalam jumlah yang banyak di lingkungannya.” tutupnya.
Nah, itu dia cara mudah mencegah flu burung terjadi.
Semoga bermanfaat! (*)
Baca Juga: Flu Burung pada Manusia di AS Timbulkan Gejala Pernapasan, Pahami Cara Cegahnya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar