GridHEALTH.id – Nyeri saat buang air kecil adalah salah satu kondisi yang umum dialami oleh wanita.
Nyeri ini dapat disertai dengan sensasi terbakar, perih, atau tidak nyaman saat buang air kecil.
Jangan sekali-kali menganggapnya sepele, karena kondisi ini bisa sangat mengganggu dan memengaruhi kualitas hidup sehari-hari.
Untuk mengatasi masalah ini dengan efektif, penting untuk memahami penyebab dan cara mengatasinya.
Bagaimana caranya? Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Melansir dari berbagai sumber, inilah beberapa penyebab nyeri saat buang air kecil pada wanita.
ISK adalah penyebab paling umum dari nyeri saat buang air kecil pada wanita. Infeksi ini terjadi ketika bakteri masuk ke dalam saluran kemih dan berkembang biak.
Gejala lain ISK termasuk sering buang air kecil, urin berwarna keruh atau berbau tidak sedap, dan demam.
Infeksi vagina seperti vaginosis bakteri dan infeksi jamur dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil.
Infeksi ini biasanya disertai dengan gejala lain seperti keputihan yang tidak normal, gatal, dan kemerahan di area vagina.
Penggunaan produk kebersihan yang keras, seperti sabun atau deterjen, serta cedera akibat aktivitas seksual atau prosedur medis dapat menyebabkan iritasi pada saluran kemih dan mengakibatkan nyeri saat buang air kecil.
Baca Juga: Jangan Abaikan Penyebab Sering Buang Kecil pada Pria, Ternyata Bisa Jadi Tanda Diabetes
Batu yang terbentuk di ginjal atau kandung kemih bisa menyebabkan nyeri saat buang air kecil. Gejala lainnya bisa berupa nyeri perut bagian bawah, mual, dan darah dalam urine.
Beberapa PMS, seperti klamidia dan gonore, dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil.
Gejala lain dari PMS mungkin termasuk keputihan yang tidak normal, gatal, dan rasa terbakar.
Kista ovarium yang besar atau pecah bisa menyebabkan nyeri saat buang air kecil, selain nyeri panggul dan perubahan siklus menstruasi.
Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk mengatasi nyeri saat buang air kecil pada wanita.
Mengonsumsi air yang cukup dapat membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih dan mencegah dehidrasi, yang dapat memperburuk gejala. Cobalah untuk minum setidaknya 8 gelas air sehari.
Hindari penggunaan produk kebersihan yang keras atau beraroma di area genital. Gunakan sabun yang lembut dan bebas pewangi untuk membersihkan area tersebut.
Jika nyeri disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti ISK atau PMS, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.
Pastikan untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dengan anjuran dokter dan menyelesaikan seluruh kursus pengobatan.
Untuk infeksi jamur vagina, obat antijamur baik berupa krim atau tablet mungkin diperlukan. Obat ini bisa dibeli di apotek atau diresepkan oleh dokter.
Jika nyeri disebabkan oleh batu ginjal atau kandung kemih, dokter mungkin akan memberikan obat untuk membantu melarutkan batu atau merekomendasikan prosedur medis untuk mengeluarkan batu tersebut.
Baca Juga: Jangan Dispelekan, Ini Penyakit yang Timbul Akibat Sering Menahan Buang Air Kecil
Perawatan untuk kista ovarium tergantung pada ukuran dan gejalanya.
Kista kecil mungkin hanya perlu pemantauan, sementara kista yang lebih besar atau menyebabkan gejala berat mungkin memerlukan pengobatan atau operasi.
Mengompres area perut bagian bawah dengan air hangat dapat membantu meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.
Menjaga kebersihan area genital sangat penting untuk mencegah infeksi.
Pastikan untuk membersihkan area genital dengan benar setelah buang air kecil dan besar, dan ganti pakaian dalam secara teratur.
Jika nyeri saat buang air kecil berlanjut atau disertai dengan gejala lain seperti demam, darah dalam urin, atau nyeri hebat, segera konsultasikan dengan dokter.
Diagnosis dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi.
Nyeri saat buang air kecil pada wanita bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi hingga iritasi atau kondisi medis lainnya.
Mengidentifikasi penyebabnya adalah langkah pertama untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Dengan minum cukup air, menjaga kebersihan, menghindari produk iritan, dan berkonsultasi dengan dokter, Anda dapat mengatasi nyeri ini dan mencegahnya kembali di masa depan.
Jika Anda mengalami gejala yang parah atau berkelanjutan, jangan ragu untuk mencari bantuan medis agar mendapatkan perawatan yang tepat dan efektif. (*)
Baca Juga: 6 Penyebab Anyang-anyangan, Pengaruh Kondisi Medis Hingga Gaya Hidup Tidak Sehat
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar