GridHealth.id - Perubahan iklim dan urbanisasi cepat telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam kualitas udara yang buruk dan suhu panas ekstrem di banyak bagian dunia.
Kedua faktor ini memiliki dampak serius pada kesehatan manusia.
Artikel ini akan mengulas bagaimana kualitas udara yang buruk dan panas ekstrem mempengaruhi kesehatan serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dari dampak negatifnya.
Kualitas udara yang buruk disebabkan oleh polutan seperti partikulat (PM2.5 dan PM10), ozon troposferik, nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), dan karbon monoksida (CO).
Sumber utama polusi udara meliputi emisi kendaraan, pembakaran bahan bakar fosil, aktivitas industri, dan kebakaran hutan.
Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat menyebabkan penyakit pernapasan kronis seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Anak-anak, orang tua, dan individu dengan kondisi pernapasan yang sudah ada lebih rentan terhadap dampak ini.
Polutan udara dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke dengan menyebabkan peradangan dan kerusakan pada pembuluh darah.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap PM2.5 dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Beberapa polutan udara, seperti benzena dan formaldehida, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru.
Paparan polusi udara selama kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan janin, menyebabkan berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur.
Baca Juga: Sehari-sehari Menghirup Polusi Udara, Tingkatkan Risiko Alergi Ini
Anak-anak yang tumbuh di lingkungan dengan kualitas udara buruk dapat mengalami gangguan perkembangan paru-paru dan fungsi kognitif.
Panas ekstrem menjadi semakin umum akibat perubahan iklim.
Gelombang panas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan orang dengan kondisi kesehatan kronis.
Heat Exhaustion: Gejala termasuk keringat berlebih, kelemahan, pusing, mual, dan sakit kepala. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat berkembang menjadi heat stroke.
Heat Stroke: Kondisi ini sangat serius dan ditandai oleh suhu tubuh yang sangat tinggi (>40°C), kebingungan, kejang, dan kehilangan kesadaran. Heat stroke memerlukan perawatan medis darurat.
Panas ekstrem meningkatkan risiko dehidrasi, terutama jika asupan cairan tidak mencukupi.
Dehidrasi dapat menyebabkan masalah ginjal dan mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan.
Kondisi panas dapat memperburuk penyakit jantung, diabetes, dan penyakit paru-paru kronis.
Orang dengan penyakit kronis harus ekstra hati-hati selama gelombang panas.
Panas ekstrem dapat mempengaruhi kesehatan mental, menyebabkan stres, kecemasan, dan gangguan tidur.
Gunakan aplikasi atau situs web yang memberikan informasi tentang kualitas udara di daerah Anda.
Baca Juga: Kualitas Udara Tidak Sehat, Perlukah Kembali WFH? Ini Kata Pakar
Hindari aktivitas luar ruangan ketika kualitas udara buruk.
Masker N95 atau lebih baik dapat membantu menyaring partikulat berbahaya dari udara yang Anda hirup.
Gunakan pembersih udara dengan filter HEPA di dalam ruangan untuk mengurangi polutan udara dalam rumah.
Minum cukup air, terutama selama gelombang panas, untuk mencegah dehidrasi.
Hindari olahraga atau kerja berat di luar ruangan selama kondisi panas ekstrem atau kualitas udara buruk.
Selama gelombang panas, habiskan waktu di tempat yang sejuk seperti pusat perbelanjaan, perpustakaan, atau ruang publik ber-AC lainnya.
Gunakan pelindung matahari, topi, dan pakaian ringan untuk melindungi diri dari sinar matahari langsung.
Ketahui tanda-tanda heat exhaustion dan heat stroke serta cara memberikan pertolongan pertama.
Kualitas udara yang buruk dan panas ekstrem merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Dengan memahami dampaknya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri dan orang yang kita cintai dari efek negatifnya.
Terus mengikuti perkembangan informasi terkait kualitas udara dan cuaca ekstrem adalah kunci untuk tetap sehat dan aman.
Baca Juga: Waspada Cuaca Panas Ekstrem, Ganggu Kesehatan dan Perkembangan Anak
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar