GridHEALTH.id – Penyakit Monkeypox atau Mpox tengah menjadi perhatian dunia.
Pasalnya, pada 14 Agustus 2024 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC).
Hal ini karena adanya kenaikan kasus Mpox di Kongo dan sejumlah negara Afrika.
Ada tiga kasus baru yang ditemukan di luar Afrika. Ketiga kasus tersebut ditemukan di Swedia pada 15 Agustus, Filipina pada 19 Agustus, dan Thailand pada 22 Agustus.
Kasus baru di Swedia dan Thailand ini memiliki riwayat perjalanan ke Republik Demokratik Kongo, dengan varian clade Ib.
Sementara itu, kasus baru di Filipina merupakan transmisi lokal dan tidak ada riwayat perjalanan, dengan varian clade IIb.
“Yang di Swedia dan Filipina sudah menjalani perawatan dan kondisinya membaik. Sementara yang di Thailand karena kasusnya baru, saat ini baru mulai pengobatan,” jelas Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. M Syahril di Jakarta, Jumat (23/8/2024).
Melansir dari laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, tercatat pada periode akhir Juni hingga 17 Agustus 2024, terdapat 25.337 kasus Mpox di dunia, dengan 34 kematian.
Selain kontak seksual, penularan antara anggota keluarga (household transmission) diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya kasus pada anak-anak di Republik Demokratik Kongo.
Merespons terkait hal ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas mengenai Penanganan Mpox dan Persiapan Penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (27/8/2024).
Dalam arahannya, Presiden meminta jajarannya untuk waspada terhadap penyebaran cacar monyet atau Mpox.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Menyusui Saat Terdiagnosis Mpox? Begini Cara Cegah Penularannya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar