Maltodekstrin bisa digunakan untuk bermacam tujuan tergantung nilai DE-nya.
“Maltodekstrin dengan DE10 bisa digunakan untuk produk-produk instan seperti saos instan dan produk diet. Maltodekstrin dngan D15 biasa digunakan pada minuman isotonik, dan DE19 digunakan untuk bubuk cokelat, produk susu, dan dessert,” papar Rosyanne.
Ia menyoroti isu terkait maltodekstrin yang belakangan ini ramai di media sosial.
“Tidak tepat maltodekstrin dikaitkan dengan peningkatan kandungan gula pada susu, dan menyebabkan gagal ginjal pada anak,” tegasnya.
Ia menambahan, juga tidak ada korelasinya antara kandungan maltodektrin dengan jumlah gula dalam produk pangan.
“Susu yang mengandung maltodekstrin tidak berarti memiliki kandungan gula lebih tinggi. Ini bisa kita cek pada label di kemasan,” tandasnya.
Maltodekstrin sebenarnya banyak terdapat pada produk pangan. Tidak hanya ada di susu, melainkan juga pada sereal.
Selain itu, maltodekstrin tidak cuma ada di produk yang manis, tapi juga ada di produk yang asin/gurih seperti kaldu ayam dan kaldu jamur, karena dia berperan sebagai filler.
Maltodekstrin telah dinyatakan aman oleh FDA dan Codex. Oleh FDA, maltodekstrin dikategorikan sebagai GRAS (Generally Recognized as Safe).
Penelitian terkini menemukan, maltodekstrin resistan bisa difermentasi di usus besar menjadi SCFA (short chain fatty acid), yang bermanfaat bagi kesehatan mikrobiota usus.
Baca Juga: Cara Mengurangi Kadar Gula Dalam Minuman, Begini Tipsnya Tanpa Mengorbankan Rasanya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar