Manifesto diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia-Pasifik, memperkuat infrastruktur kesehatan, dan menciptakan sistem kesehatan yang transparan, efisien, dan berkelanjutan.
Menanggapi manifesto tersebut, Budi Gunadi Sadikin mengatakan:
1. Kementerian Kesehatan akan membentuk Satuan Tugas Nasional untuk percepatan obat dan vaksin inovatif ke Indonesia sejalan dengan pilar pertama manifesto IPMG;
2. Kementerian Kesehatan mengajak industri dalam memastikan keterjangkauan harga dari obat dan vaksin inovatif di Indonesia melalui sistem yang lebih transparan;
3. Kementerian Kesehatan mendukung upaya BPOM dalam percepatan registrasi obat dan vaksin inovatif kedepannya;
4. Kementerian Kesehatan terbuka untuk berkolaborasi dengan IPMG dalam percepatan roadmap HTA di Indonesia;
5. Kementerian Kesehatan bertekad untuk meningkatkan kapabilitas dan kemampuan utama di bidang kesehatan untuk memastikan layanan kesehatan yang lebih baik lagi.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menutup pembukaannya, “Usulan 5 pilar manifesto ini merupakan awal baik untuk bersama kita dengan berbagai pihak dalam memastikan percepatan ketersediaan obat dan vaksin inovatif sehingga kita dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat agar tetap sehat karena health is wealth.”
Dengan komitmen bersama dari para pemangku kepentingan lintas sektor, IPMG menetapkan visi masa depan di mana Indonesia tidak hanya memastikan akses merata terhadap obat dan vaksin inovatif tetapi juga menjadi pemimpin kawasan Asia-Pasifik di bidang kesehatan.
Upaya ini akan menjadi faktor penentu dalam perjalanan mencapai Indonesia Emas 2045 dengan membuka seluruh potensi bangsa dengan mencapai ketahanan kesehatan dan ekonomi. (*)
Baca Juga: Berapa Lama Bintik Merah pada DBD Hilang? Ini Penjelasannya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar