Find Us On Social Media :

Yuk Ajarkan Pola Hidup Sehat Agar Anak Terhindar dari Obesitas!

Pola makan anak gemuk harus diubah.

 

Nakita.id - Banyak orangtua yang memberikan asupan makanan secara berlebih dan menganggap bahwa anak yang bertubuh gemuk merupakan anak yang lucu.

Padahal faktanya, anak yang memiliki kelebihan berat badan tersebut dapat mengidap berbagai macam penyakit metabolik dan degeneratif seperti obesitas.

Baca Juga : Hati-hati Moms, Ini Dia Tiga Penyebab Tak Lancar Menyusui ASI

Jumlah anak yang terkena obesitas semakin mengingkat setiap tahunnya baik di negara maju dan di negara berkembang.

Pada hakikatnya obesitas pada anak-anak terjadi akibat pola makan berlebih saat usia dini sehingga banyak menimbulkan timbunan lemak di dalam tubuh.

Baca Juga : Air Minum Kemasan Berbahaya dan Membuat Bodoh Hoax! Mengandung Fluoride Benar

Oleh karena itu, perlu adanya penanggulangan untuk mencegah obesitas pada anak, d iantaranya:

Mencegah konsumsi junk food

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kandungan kalori pada makanan cepat saji berkisar 300-650 Kal per takaran saji.

Artinya, makanan tersebut melebihi batas konsumsi kalori nasi beserta lauk pauk yang menyehatkan.

Baca Juga : 4 Hal Harus Diwapadai Orangtua Saat Musim Panas, Tidak Hanya Kulit!

Pemberian junk food pada anak-anak dapat berakibat memperlambat kerja otak untuk berpikir.

Diet kalori seimbang

Orangtua dapat memberikan diet rendah kalori yang seimbang untuk menghambat kenaikan berat badan.

Kemudian membimbing pengaturan makanan yang sesuai untuk mempertahankan gizi yang ideal sesuai dengan pertumbuhan anak. Ditambahkan pula vitamin dan mineral.

Baca Juga : Selain Imunisasi, Aktivitas Fisik Membuat Anak Tak Gampang Sakit

Pendekatan yang digunakan dengan cara merapkan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) seperti mebersihkan lingkungan dan membiasakan anak untuk mengonsumsi buah dan sayur ≥ 5 porsi per hari.

Strategi ini harus dilakukan secara konsisten agar anak tetap memiliki berat badan yang sesuai usianya.

Sarapan tepat waktu

Menurut Prof. Dr. Hardinsyah, ketua dari Pergizi Pangan Indonesia menyatakan bahwa sarapan sebelum 9 pagi dapat meningkatkan memori otak dan daya konsentrasi yang tinggi.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Manfaaat Lain Jahe, Tak Cuma Buat Detoksifikasi

Hal ini akan berakibat baik jika ditanamkan pada anak-anak dalam masa pertumbuhan.

Selain itu, memberikan sarapan tepat waktu juga berdampak pada berkurangnya durasi anak untuk membeli jajanan.

Baca Juga : Berita Kesehatan Pria: Virus Gondok Bisa Sebabkan Impotensi, Simak Gejalanya!

Mendorong aktivitas fisik

Mengajarkan anak untuk beraktivitas di luar ruangan, seperti berolahraga, berjalan-jalan sore, berkebun, bermain merupakan tindakan pencegahan terjadinya obesitas dini.

Aktivitas fisik juga dapat dikatakan sebagai pembakaran kalori makanan yang dicerna.

Anak yang gemar melakukan aktivitas fisik biasanya akan tumbuh sehat dan terlihat bugar dibanding anak yang diam saja enggan bergerak.

Batasi bermain gadget

Saat ini, sering kita melihat anak-anak duduk tenang berjam-jam memegang gadget atau alat elektronik portabel.

Baca Juga : Ini Moms, Enam Cara Atasi Nyeri Lutut Dengan Mudah dan Murah

Berbagai alasan orangtua memberikan gawai pada anak yaitu agar anak tidak rewel. Hal ini merupakan kesalahan besar.

Dampak negatif dari radiasi yang dipantulkan dari gawai dapat menyebabkan penurunan tingkat ketajaman mata dan saya serap otak.

Baca Juga : 2 Cara Ampuh Membersihkan Lendir pada Hidung Bayi, Jarang Diketahui

Selain itu, pada tingkat yang paling membahayakan yaitu dapat menyebabkan kematian.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan untuk membatasi anak bermain gawai maksimal 2 jam per hari. (*)