GridHEALTH.id - Sesungguhnya, stres merupakan respons natural tubuh untuk melawan bahaya. Ketika dalam keadaan terdesak atau tertekan, tubuh akan melakukan sekresi hormon tertentu sebagai bentuk konfrontasi terhadap 'bahaya' tersebut.
Baca Juga: Studi: Cuma Butuh Satu Orang Teman Untuk Atasi Stres dan Depresi
Semakin tinggi level tekanan yang dirasa, semakin banyak tubuh akan memproduksi kortisol, adrenalin, dan nonadrenalin.
Apa pun bisa menjadi penyebab stres. Kita bisa saja merasa tertekan karena pekerjaan, tugas kuliah, kondisi finansial, hubungan dengan orang lain pacar, keluarga, maupun orang lain, dan lain-lain.
Terutama bagi orang-orang yang kerap menuntut kesempurnaan alias perfeksionis, risiko stres yang akan dialami cenderung lebih besar.
Efek samping dari stres yang bisa juga dilihat sebagai gejala bahwa kita sedang berada dalam kondisi tertekan memberi perubahan baik pada fisik, emosi, maupun perilaku. Secara fisik contohnya, detak jantung bertambah cepat ditambah.
Perhatikan saat orang di sekitar mengalami stres. Biasanya, perubahan emosional juga terlihat, seperti marah, sedih, susah berkonsentrasi, mudah tersinggung, cemas, depresi, sering merasa insecure, lelah terus menerus, bahkan jadi mudah lupa.
Baca Juga: Vagina Terasa Gatal, Lakukan Segera Hal Berikut Untuk Mengatasinya
Di samping itu, perubahan perilaku yang mudah diamati antara lain perubahan pada pola dan nafsu makan, lebih sering menangis, merokok lebih banyak, dan lain-lain.