Find Us On Social Media :

Alkohol dan Nikotin Ternyata Bikin Insomnia Lebih Parah, Bukan Kopi

Bukan Kopi, nikotin dan alkohol lah yang sebabkan insomnia lebih parah.

GridHEALTH.id - Penderita insomnia sering sekali dianjurkan untuk tidak mengonsumsi kopi saat malam hari karena dapat memengaruhi kualitas tidur mereka.

Tapi tahukah, ternyata ada yang lebih memengaruhi kualitas tidur dibandingkan kafein tersebut, itu adalah nikotin dan alkohol.

Baca Juga: Jangan Dibuang, Kulit Bawang Merah Bisa Untuk Obat Kanker dan Insomnia

Hal ini diketahui berdasarkan hasil riset dari Florida Atlantic University dan Harvard Medical School yang dipublikasikan Sleep Research Society melansir dari academic.oup.com.

Dalam riset ini, peneliti menganalisis 785 peserta selama 5.164 hari untuk mengetahui berapa banyak kafein, alkohol, dan nikotin yang mereka konsumsi.

Peneliti juga membandingkan hasilnya dengan kualitas tidur harian peserta yang dideteksi dengan sensor pergelangan tangan untuk mencatat durasi tidur peserta, efisiensi tidur, dan seberapa cepat mereka terbangun setelah tertidur.

Baca Juga: Penderita Diabetes Sering Terganggu Tidurnya, Ternyata Karena Ini

Hasilnya, konsumsi nikotin dan alkohol mengganggu kualitas tidur peserta, di mana peserta yang merokok sebelum tidur memiliki durasi tidur 42 menit lebih cepat.

Namun, konsumsi kafein sama sekali tak berefek pada kualitas tidur peserta.

Dr Christine Spadola, dari Florida Atlantic University, mengatakan hingga saat ini relatif sedikit penelitian yang menyelidiki secara menyeluruh hubungan antara konsumsi kafein, nikotin dan alkohol di malam hari dan efeknya pada kualitas tidur.

Baca Juga: Walau Hutang Triliunan, BPJS Indonesia Menurut Seorang Dokter Lebih Menguntungkan Masyarakat, Sekalipun Iurannya Dinaikan

Menurutnya, studi ini merupakan salah satu pemeriksaan longitudinal terbesar dari asosiasi penggunaan alkohol, kafein, dan nikotin malam hari dengan hasil tidur yang diukur secara objektif.

Konsumsi nikotin dan alkohol empat jam sebelum tidur dapat berdampak buruk pada kualitas tidur.

Nikotin adalah zat yang paling kuat terkait dengan gangguan tidur di antara peserta dengan insomnia.

Rata-rata, data menunjukkan penggunaan nikotin setiap malam dikaitkan dengan pengurangan durasi tidur sekitar 42,47 menit.

Untuk itu, para peneliti menyarankan para penderita insomnia untuk mengurangi kebiasaan mengonsumsi nikotin termasuk merokok atau mengisap vape. 

Baca Juga: Irish Bella Liburan ke Bali Malah Dapat Masalah, Kakinya Jadi Bengkak

 

Mendukung penelitian tersebut, seorang pakar tidur Dr Neil Stanley juga mengatakan bahwa mengonsumsi kopi tidak berpengaruh pada kualitas tidur seseorang, seperti dikutip Kompas.com dari The Independent.

Menurutnya, minum kopi sebelum tidur membuat kita tetap terjaga di malam hari adalah mitos.

Baca Juga: Uniknya Sistem Kesehatan BPJS yang Iurannya akan Naik Januari 2020, Bandingkan dengan Amerika dan China

"Beberapa orang sangat sensitif terhadap efek kafein dan bagi orang-orang ini, penting untuk menghindari minuman yang mengandung kafein saat menjelang tidur," ucapnya.

Namun, Dr Stanley menambahkan tidak ada aturan khusus tentang konsumsi kafein sebelum tidur, kita hanya perlu menyesuaikannya dengan tubuh saja.

“Bagi sebagian orang efek yang disebabkan oleh kafein jauh lebih rendah dan mungkin tidak memiliki efek sama sekali," ucapnya.

 

Baca Juga: Clara Gopa dan Vhanya Kiara Geram Karena Masih Saja Dihujat, Ini Risiko Punya 'Semangka' Besar

Jika kita telah minum dua cangkir kopi hitam setiap malam selama 40 tahun terakhir dan masalah tidur baru saja terjadi, Stanley mengatakan, hal itu kemungkinan besar itu bukan disebabkan karena kopi.

Awal tahun ini, sebuah studi terpisah menunjukkan minum sedikitnya dua cangkir kopi sehari dapat meningkatkan harapan hidup hingga dua tahun.

Baca Juga: Viral Susu Kemasan Mengental dan Terlihat Menjijikkan, Ternyata Tanggal Kadaluwarsa Tidak Menjamin Produk Masih Berkualitas

Penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Epidemiology, menemukan konsumsi kopi tingkat sedang, yaitu dua hingga empat cangkir sehari, dapat menyebabkan penurunan faktor-faktor tingkat kematian secara spesifik. (*)

#gridhealthid #inspiringbetterhealth