Find Us On Social Media :

Kolesterol Jahat dan Kolesterol Baik Sebenarnya Dibutuhkan Tubuh, Namun Apa Bedanya?

Ingin Sehat? Kadar kolesterol baik harus lebih tinggi dari kadar kolesterol jahat.

 

GridHEALTH.id – Setiap mendengar kata kolesterol, banyak dari kita yang khawatir dan langsung berpikir mengenai penyakit jantung atau stroke.

Baca Juga: Kolesterol 'Jahat', Mengapa Tak Boleh Tinggi, Ternyata Ini Alasannya

Ya, kata ‘kolesterol’ selalu dikaitkan dengan banyak penyakit mematikan, seperti serangan jantung dan stroke. Padahal, tidak semua kolesterol bersifat jahat dan mematikan. Ada kolesterol baik yang justru bisa memerangi kolesterol jahat. Kolesterol tidak dapat larut dalam darah. Zat tersebut harus diangkut melalui aliran darah dengan operator yang disebut lipoprotein, yang terbuat dari lemak (lipid) dan protein. Kedua jenis lipoprotein yang membawa kolesterol ke dan dari sel-sel tubuh adalah low-density lipoprotein (LDL) atau high-density lipoprotein (HDL).

Kolesterol LDL dan kolesterol HDL, bersama dengan seperlima dari tingkat trigliserida, membuat jumlah total kolesterol, yang dapat ditentukan melalui tes darah. Sebenarnya kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu membangun sel-sel baru agar tubuh bisa tetap berfungsi secara normal.

Baca Juga: Tak Semegah Rumah Anak Presiden, Tengok Rumah Pertama Annisa Pohan dan AHY hingga Sempat Tinggal dengan Hewan Melata

Selain itu, kolesterol juga membantu tubuh memproduksi vitamin D, sejumlah hormon, dan asam empedu untuk mencerna lemak.

Namun, jika kolesterol sudah berlebihan hal ini jadi berbalik membahayakan kesehatan. Penjelasannya sebagai berikut.

Baca Juga: Selalu Tampil Cantik dan Seksi, Ariel Tatum Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit Sangat Cinta Petai yang Penuh Manfaat Kesehatan

Di dalam darah, kolesterol dibawa oleh protein. Gabungan keduanya disebut dengan lipoprotein.

Dua jenis utama lipoprotein adalah lipoprotein dengan kepadatan rendah (LDL) yang biasa disebut dengan kolesterol jahat dan lipoprotein dengan kepadatan tinggi (HDL) yang biasa disebut dengan kolesterol baik.

LDL bertugas mengangkut kolesterol dari organ hati ke sel-sel yang membutuhkan. Namun jika jumlah kolesterol tersebut melebihi kebutuhan, maka dapat mengendap pada dinding-dinding arteri dan menyebabkan penyakit.

Kolesterol LDL dianggap sebagai kolesterol ‘jahat’ karena memberikan kontribusi untuk plak, penebalan, deposit keras yang dapat menyumbat arteri dan membuatnya kurang fleksibel.

Kondisi ini dikenal sebagai aterosklerosis. Jika gumpalan terbentuk dan arteri menyempit, serangan jantung atau stroke dapat terjadi.

Baca Juga: Dampingi Sang Istri Selama Proses Kuret, Denny Cagur Pantang Menyerah Untuk Transfer Embrio Lagi

Kondisi lain yang disebut penyakit arteri perifer dapat berkembang ketika penumpukan plak arteri menyempit di pembuluh yang memasok darah ke kaki.

Semakin rendah jumlah kolesterol LDL, semakin rendah risiko terserang penyakit. Jika LDL 190 atau lebih, itu dianggap sangat tinggi.

Baca Juga: Curhat ke Guru Spiritual Masalah Penyakitnya, Raffi Ahmad Malah Dituntun Minta Maaf ke Nagita Slavina, Kenapa?

Dokter kemungkinan besar akan merekomendasikan statin, selain membuat pilihan gaya hidup sehat. Statin adalah obat yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.

Di lain sisi, HDL, sebagai kebalikan dari LDL, bertugas mengangkut kolesterol kembali ke dalam organ hati. Di dalam hati, kolesterol akan dihancurkan atau dikeluarkan oleh tubuh melalui kotoran.

Kadar kolesterol dalam darah yang disarankan bisa bervariasi, tergantung apakah orang tersebut memiliki risiko lebih tinggi atau lebih rendah untuk terkena penyakit pembuluh arteri.

Kolesterol HDL dianggap kolesterol ‘baik’ karena membantu menghilangkan kolesterol LDL dari arteri.

Para ahli percaya HDL bertindak sebagai pemulung, membawa kolesterol LDL dari arteri dan kembali ke hati, di mana dipecah dan dikeluarkan dari tubuh. Seperempat sampai sepertiga kolesterol darah dibawa oleh HDL, dilansir dari Heart.org.

Baca Juga: Belum Banyak Yang Tahu, Ini Perbedaan Malnutrisi Dengan Gizi Kurang Tingkat sehat kolesterol HDL juga dapat melindungi terhadap serangan jantung dan stroke, sedangkan rendahnya tingkat kolesterol HDL telah terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung.

Masih ada lagi yang disebut trigliserida, yakni jenis lain dari lemak, yang digunakan untuk menyimpan kelebihan energi dari diet. Tingginya kadar trigliserida dalam darah berhubungan dengan aterosklerosis. Peningkatan trigliserida dapat disebabkan oleh kelebihan berat badan dan obesitas, aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol berlebihan dan diet yang sangat tinggi karbohidrat (lebih dari 60 persen dari total kalori).

Baca Juga: Terungkap, 5 Daerah di Indonesia dengan Penderita HIV/AIDS Tertinggi

Penyakit yang mendasari atau kelainan genetik kadang-kadang menyebabkan trigliserida tinggi. Orang dengan trigliserida tinggi seringkali memiliki kadar kolesterol total yang tinggi, termasuk tingkat kolesterol LDL tinggi dan tingkat kolesterol HDL rendah.

Banyak orang dengan penyakit jantung atau diabetes juga memiliki kadar trigliserida yang tinggi. (*)