GridHEALTH.id – Tatto tentu bukan ha lasing lagi bagi kita.
Tapi bagaimana jika tattoo bola mata?
Ya, yang ditatto adalah bola mata kita yang berwana putih.
Berani melakukannya?
Aziz Thekool mengaku orang pertama di Indonesia yang nekat mentatto bola matanya sendiri.
Dengan kata lain, biasanya mentatto itu lakukan oleh seorang tattoo artis, tapi Aziz Thekool untuk mentatto bola matanya dia lakukan sendiri.
Baca Juga: 6 Kekeliruan Mengenai MPASI yang Masih Saja Banyak Dilakukan Orangtua
Menurut pengakuannya di kanal Youtubenya Aziz Thekool melakukan tatto bola mata pada 2016 dengan cara menyuntik menggunakan tangan sendiri.
Untuk diketahui, tatto bola mata adalah istilah untuk pewarnaan permanen pada bola mata manusia yang berwarna putih alias sklera.
Tatto bola mata ini dilakukan dengan menyuntikkan tinta dengan jarum di bawah lapisan atas mata ke sclera alias sklera.
Penyuntikan tattio bola mata dilakukan berkali-kali dan di beberapa lokasi.
Dengan demikian tinta untuk mewarnai bola mata bisa menyebar untuk menutupi semua sklera.
Tato bola mata ini bersifat permanen dan tidak dapat kembali seperti semula.
“Tahun 2014, saya mulai ngerti tato bola mata, mungkin sebagian orang juga bingung, mana mungkin bola mata bisa ditato,” jelas Aziz di dalam video yang diunggah pada 8 November 2019.
“Dan saya mulai tertarik, saya mulai pingin, tapi waktu itu sangat tidak mungkin ya, karena harus pergi ke luar negeri dan di sana pun tidak murah.”
Aziz mengatakan, untuk bisa mentatto sendiri bola matanya ia bertanya pada Luna Cobra, penemu tatto bola mata pertama di dunia.
Luna Cobra merupakan seniman tato dari Australia.
Jika Luna Cobra yang melakukan tattoo bola mata biayanya besar hingga 26 juta.
“Biayanya untuk tatto bola mata sekitar dua puluh enam juta, jadi sangat mustahil kalau saya ke sana.”
“Lalu saya berpikir untuk belajar menatto mata, saya belajar dari internet, artikel-artikel, Youtube, dan Instagram,” ujarnya.
Aziz mengatakan ia belajar terus seiring berjalannya waktu.
Menurut Aziz mentatto bole mata, apalagi dilakukan sendiri, tidak bisa asal-asalan,
Karena mata adalah indra paling berharga, dan resikonya pun tinggi.
“Saya belajar semuanya tentang tato bola mata, dari mulai tinta, ukuran insul, cara menyuntik, efek, lalu belajar anatomi mata, pokoknya saya pelajari semua, jadi tidak asal-asalan,” katanya.
Barulah pada 16 September 2016, disitulah Aziz mulai yakin dan melakukan tatto bola matanya sendiri.
Pertama-tama Aziz melakukan percobaan pada mata kirinya, lalu setelah dia rasa berhasil, ia melanjutkan percobaan pada mata kanannya.
Setelah berhasil melakukan percobaan tatto bola mata tersebut, Aziz mengaku penglihatannya masih normal.
“Kalau tidak normal, saya tidak mungkin bisa menjalankan aktivitas sehari-hari ataupun menggambar dan lainnya.”
Aziz berpesan, untuk orang-orang yang mau menatto bola mata, berhati-hatilah karena resikonya sangat tinggi.
“Buat kalian yang belum menatto, sebaiknya jangan menatto, ini cuma pesan saya ya. Kalau bisa, lebih baik jangan menatto, ambil saja sisi positif dari video saya,” tutupnya di akhir video.
Pesan Aziz memang benar, di luar negeri sudah ada kasus kecelakaan yang gagal karena tatto bola mata, yaitu wanita bernama Catt Gallinger dari Kanada.
Ada banyak kemungkinan resiko kesehatan dari menjalani tato bola mata.
Mulai dari resiko ringan seperti iritasi ringan pada mata hingga resiko parah seperti kebutaan.
Melansir dari NSW Health, resiko-resiko yang bisa terjadi ialah:
* Perforasi mata yang dapat menyebabkan kebutaan (sklera tebalnya kurang dari satu milimeter)
* Ablasi retina (kondisi medis mendesak yang dapat membuat pasien buta)
* Endoftalmitis (infeksi di dalam mata, yang dapat menyebabkan kebutaan)
* Ophthalmia simpatik (respons inflamasi autoimun yang memengaruhi kedua mata dan dapat menyebabkan kebutaan)
* Penularan virus yang ditularkan melalui darah (misalnya Hepatitis B dan C, dan HIV) dari peralatan yang tidak dibersihkan dengan benar
* Pendarahan dan infeksi di tempat suntikan
* Keterlambatan diagnosis kondisi medis karena warna sebenarnya dari sklera sekarang disembunyikan (misalnya penyakit kuning sering merupakan gejala pertama untuk banyak penyakit)
* Reaksi negatif terhadap tinta
* Sensitivitas terhadap cahaya
* Pewarnaan jaringan di sekitarnya karena migrasi tinta.
Penting diingat, tatto bola mata belum diteliti secara medis atau ilmiah, dan prosedurnya tidak dikembangkan oleh dokter.
Karena tatto bola mata bukan bagian tradisional dari tatto, tidak ada pelatihan formal, perizinan atau proses sertifikasi bagi orang yang melakukan prosedur ini.(*)
(Deva Norita Putri)