Find Us On Social Media :

3 Kelompok Ini Perlu Waspada Karena Rentan Terkena Virus Corona

Orangtua dan anak-anak, termasuk ibu hamil adalah golongan yang rentan mudah terkena virus corona yang sedang mewabah.

GridHEALTH.idVirus corona jenis baru 2019-nCoV yang menyebabkan wabah pneumonia di Wuhan, China, tetap menjadi bahan perbincangan dunia karena dampak kematiannya yang cepat dan dahsyat.

Baca Juga: Pemerintah China Berjibaku Atasi Virus Corona, Obat HIV/AIDS pun Ikut Dipakai Sebagai Alternatif Pengobatan

Sampai saat ini di Wuhan sudah tercatat 82 orang meninggal, menelan korban mulai dari rakyat kebanyakan hingga pejabat daerah.

Bahkan seorang dokter rumah sakit lokal di Wuhan bernama Liang Wudong, yang ikut berjibaku merawat pasien, juga ikut menjadi korban yang tewas. 

Dari para korban tergambar, virus corona dapat menyerang siapa saja. Bahkan yang terjangkitpun sudah tercatat melewati batas 13 negara. Jadi, tak peduli ras, siapa pun juga bisa kena.

Akan tetapi, ada beberapa kelompok yang dinilai lebih rentan terhadap ancaman virus ini.

"Anak kecil, ibu hamil dan lansia harus lebih waspada," ungkap spesialis paru dan pernapasan konsultan paru kerja dan lingkungan dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya dr Feni Fitriani SpP(K) MPdKed, seperti dikutip dari Republika.com.

Baca Juga: Berantas Stunting: Pernah Alami Stunting di Masa Kecil, Bisakah Mempunyai Tinggi Badan Normal di Usia Dewasa?

Tiga kelompok yang disebutkan Feni perlu lebih waspada karena memiliki kekebalan tubuh yang tidak sebaik orang muda atau orang-orang di usia produktif. Kondisi ini dapat membuat mereka cenderung lebih mudah tertular.

"Mereka memang harus lebih waspada, istirahat yang cukup, menggunakan masker bila beraktivitas di luar ruangan," lanjut Feni.

Baca Juga: Hati-hati Dengan Hewan Peliharaan, Wanita Ini Langsung Sesak Napas Terinfeksi Bakteri Setelah Dijilat Anjingnya

Feni juga mengingatkan pentingnya mencuci tangan saat berpergian, terutama saat berkunjung atau kembali dari negara terjangkit.

"Cuci tangan sebaiknya dilakukan dengan air mengalir dan sabun cair setidaknya selama 20 detik. Setelah itu keringkan dengan handuk atau kertas," jelas Feni.

Beberapa hal lain yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan adalah menjaga kebersihan diri, menjaga etika batuk dan bersin yang benar dan tidak panik tetapi tetap waspada.

Feni juga menyarankan agar orang-orang sebaiknya menghindari berpergian ke daerah terjangkit untuk sementara.

Secara umum, pneumonia yang disebabkan oleh 2019-nCoV memiliki gejala yang mirip dengan pneumonia biasa.

Baca Juga: Hati-hati Gunakan Tetes Mata Sebab Berisiko Timbulkan Glaukoma

Gejalanya biasanya berupa demam, batuk, dan sulit bernapas, mirip gejala pneumonia. 

Ada juga penderita yang mengalami kondisi lebih berat. Contohnya, orang lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta.

Baca Juga: Hentikan Kebiasaan Mengisap Jempol di Usia Batita, Begini Caranya

Reuters mengungkapkan, virus tersebut memperberat penyakit yang dialami seorang lansia dengan riwayat hipertensi, diabetes, dan jantung koroner.

Dilansir dari Medical News Today, pneumonia Wuhan masih misterius lantaran metode transmisi dan masa inkubasi belum diketahui.

Berdasarkan investigasi beberapa institusi di Wuhan, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar ikan.

Berdasarkan pantauan WHO hingga pertengahan Januari 2020, terdapat banyak negara atau tempat yang menjadi tujuan pengunjung dari Wuhan di antaranya Bangkok, Hong Kong, Tokyo, Singapura, Indonesia (Bali), dan Macau.

Namun, WHO belum merekomendasikan secara spesifik untuk pelancong atau restriksi perdagangan dengan China. Saat ini, WHO masih terus melakukan pengamatan.

Baca Juga: Kelirumologi Soal MPASI, Berpotensi Bikin Bayi Kekurangan Gizi

Feni menyarankan agar orang-orang yang merasakan beberapa gejala seperti disebut di atas ini segera memeriksakan diri ke dokter.

Terlebih bila beberapa minggu terakhir pernah berkunjung atau tinggal di Wuhan atau negara-negara lain yang terjangkit hingga pernah melakukan kontak fisik atau berkomunikasi dengan orang yang positif terinveksi 2019-nCoV.

Baca Juga: Penasaran Kenapa Bayi Suka Tertawa Sendiri? Ternyata Ini Penyebabnya

"Lebih khusus, pernah datang ke pasar hewan (hewan hidup dan mati) di negara terjangkit," ungkap Feni. (*)

#berantasstunting