Find Us On Social Media :

9 Penyakit yang Disebut Bisa Dicegah Dengan Mengonsumsi Tahu

Tahu ternyata bermanfaat untuk turunkan risiko terkena berbagai penyakit.

GridHEALTH.id - Tahu merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi dikonsumsi di Indonesia.

Pasalnya makanan yang terbuat dari olahan kacang kedelai ini sangat mudah dijumpai di berbagai tempat makanan mulai dari warung makan hingga restoran.

Rasanya yang lezat dan tentunya memiliki harga yang pas dikantong menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang satu ini.

Tapi tahukah selain itu, tahu juga ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Bahkan tahu disebut-sebut dapat menurunkan risiko terjadinya berbagai penyakit.

Baca Juga: Dapat Cegah Kanker, Makan Tempe Setiap Hari malah Bisa Sebabkan Penyakit Berbahaya

Dilansir dari sumber yang dihimpun oleh Sajian Sedap, di dalam tahu ternyata terdapat kandungan isoflavon seperti fitoestrogen yang baik bagi kesehatan.

Isoflavon memiliki sifat estrogen-agonis atau estrogen-antagonis.

Zat itu diketahui dapat membantu melindungi tubuh dari beberapa ancaman penyakit seperti kanker, penyakit jantung, dan osteoporosis.

Selain itu, mengonsumsi makanan nabati seperti tahu ini juga membantu menghindarkan kita dari risiko obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Tahu juga disebut dapat meningkatkan kecantikan kulit dan rambut, meningkatkan energi tubuh, dan membantu menjaga berat badan sehat.

Penelitian menunjukkkan bahwa tahu memiliki isoflavon tingkat tinggi yang menekan risiko lebih rendah penyakit yang berkaitan usia dan gaya hidup. Diantaranya;

1. Penyakit Kardiovaskular

Isoflavin kedelai telah ditemukan untuk membantu mengurangi kadar kolesterol 'jahat' alias LDL.

Baca Juga: Walnut Kacang Super Yang Bisa Meningkatkan Kualitas Sperma Pria

Meskipun dampaknya, tahu tidak meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kedelai setiap hari dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Tahu juga menurunkan berat badan, indeks massa tubuh (BMI), dan kolesterol total.

FDA telah menetapkan 25 gram protein kedelai sehari sebagai asupan minimum yang dibutuhkan untuk memengaruhi kadar kolesterol.

Mengonsumsi tahu sebagai alternatif protein hewani dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL, mengurangi risiko aterosklerosis dan tekanan darah tinggi.

2. Kanker Payudara dan Prostat

Beberapa penyelidikan klinis dan eksperimental menunjukkan bahwa genistein, isoflavon utama dalam kedelai, memiliki sifat antioksidan yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

Pada masa lalu, kebingungan timbul tentang keamanan mengonsumsi kedelai setelah diagnosis kanker payudara.

Alasannya, isoflavon memiliki struktur kimia yang mirip dengan estrogen.

Kadar estrogen yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Baca Juga: Jumlah Korban Virus Corona Terus Bertambah, Tapi Ratusan Pasien Juga Berhasil Sembuh

Namun, mengonsumsi jumlah moderat atau kurang dari dua porsi sehari, dari makanan kedelai utuh, tidak memengaruhi pertumbuhan tumor atau risiko terkena kanker payudara.

Sebaliknya, ada bukti yang berkembang bahwa asupan kedelai secara teratur dapat mengurangi kekambuhan kanker payudara.

Meski begitu, buktinya belum cukup kuat untuk merekomendasikan kedelai kepada semua penderita kanker payudara.

Para peneliti meminta lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi bagaimana genistein bekerja.

Selain itu, bagaimana tahu dapat digunakan secara terapeutik, dan ketersediaan hayati, atau seberapa baik tubuh dapat menyerapnya.

3. Diabetes Tipe 2

Penderita diabetes tipe 2 berisiko tinggi mengalami penyakit ginjal.

Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Penyebab Diabetes tipe 2, Ternyata Lemak yang Bertumpuk di Hati dan Pankreas

Akibatnya, tubuh mengeluarkan jumlah protein yang berlebihan dalam urine.

Bukti dari satu penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang hanya mengonsumsi protein kedelai dalam diet mereka mengeluarkan lebih sedikit protein ketimbang mengonsumsi protein hewani.

Para peneliti mengusulkan bahwa protein kedelai bermanfaat bagi pasien dengan diabetes tipe 2.

4. Fungsi Ginjal

Protein, khususnya protein kedelai, dapat meningkatkan fungsi ginjal, dan bisa bermanfaat bagi orang yang menjalani dialisis atau transplantasi ginjal.

Baca Juga: Jalani Operasi Pengangkatan Bisul Ketiga Kalinya Usai Digigit Serangga, Jaringan Kulit Suti Karno Mati

Satu analisis meta dari sembilan percobaan menunjukkan efek positif kedelai pada beberapa biomarker dari penderita penyakit ginjal kronis.

Alasannya, karena kandungan proteinnya berdampak pada kadar lipid dalam darah.

5. Osteoporosis

Isoflavon kedelai dapat membantu mengurangi keropos tulang dan meningkatkan kepadatan mineral tulang, terutama setelah menopause.

Protein kedelai juga dilaporkan mengurangi beberapa gejala menopause lainnya.

Baca Juga: Komplotan Gay ini Membidik Para Pria Pecinta Sesama Jenis, Korbannya Meninggal Akibat Serangan Jantung

6. Gejala menopause

Beberapa penelitian telah menyarankan bahwa mengonsumsi produk kedelai dapat membantu meringankan gejala menopause seperti hot flashes.

Gejala menopause setiap perempuan mungkin berbeda.

Hot flash jarang menghampiri perempuan Asia karena kerap mengonsumsi makanan berbahan kedelai.

Bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi produk kedelai yang kaya genistein dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan hot flashes.

Baca Juga: Tak Perlu ke Salon, 4 Bahan Alami Ini Bisa Rawat Kuku agar Tak Mudah Patah

Namun, studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apa yang terjadi dan mengapa.

7. Kerusakan Hati

Satu studi pada tikus menunjukkan bahwa semua jenis tahu dapat membantu mencegah kerusakan hati yang disebabkan radikal bebas.

8. Alzheimer

Studi populasi telah menunjukkan bahwa di daerah-daerah yang masyarakatnya mengonsumsi lebih banyak kedelai, lebih rendah mengalami gangguan mental yang berkaitan usia.

Namun, hasilnya beragam.

Baca Juga: Akan Jadi Seorang Ayah, Cut Meyriska Akui Sering Lontarkan Kode pada Roger Danuarta yang Tak Peka

Satu kelompok penelitian menunjukkan bahwa pengobatan dengan isoflavon kedelai meningkatkan memori nonverbal, kelancaran verbal dan fungsi lainnya.

Ketika kelompok yang sama dilakukan penelitian kecil lebih lanjut, melibatkan 65 orang di atas usia 60 tahun dengan Alzheimer.

Peneliti tidak menemukan bahwa isoflavin kedelai menawarkan manfaat kognitif.

Namun, temuan yang diterbitkan pada 2017 menunjukkan bahwa produk kedelai dapat membantu penderita Alzheimer karena kandungan lesitinnya.

Lesitin membantu tubuh memproduksi asam fosfatidat fosfolipid (PA) dan fosfatidilserin (PS) fosfolipid.

Baca Juga: Kekerasan Fisik Punya Dampak Jangka Panjang, Ayah Ini Menghukum Anaknya Yang Nakal Duduk di Atas Bagasi Kereta Api

PA dan PS memainkan peran penting dalam fungsi neuron di otak. (Medical News Today).

Tapi hati-hati, mengonsumsi tahu berlebihan juga dapat menimbulkan risiko penurunan fungsi otak.

Untuk lebih lengkapnya silahkan baca di sini.(*)

 

 

 #berantasstunting

Artikel ini telah tayang di Sajian Sedap dengan judul Suka Makan Tahu? Selamat, Ternyata Bisa Menghindari Tubuh dari Penyakit Mematikan Ini! Salah Satunya Kanker Prostat