Find Us On Social Media :

Salah Pola Makan di Usia Remaja, Berisiko Anaknya Kelak Kurang Gizi dan Stunting

Ternyata stunting pada anak bisa dipengaruhi oleh salah pola makan di usia remaja oleh ibunya dulu.

 

GridHEALTH.id - Tren yang menganggap bahwa kurus itu cantik, membuat para remaja berlomba-lomba menurunkan berat badan. Berbagai cara pun dilakukan, termasuk mengurangi porsi makan harian.

Bahkan saking ketatnya diet berisiko anemia. Inilah yang menjadi cikal bakal kehamilan tidak sehat.

Beberapa penelitian telah menyebutkan,  diet yang sembarangan di saat remaja adalah awal dari kekurangan gizi yang berlanjut hingga kehamilan dan melahirkan.

Faktanya, diet berlebihan sangat tidak baik bagi tubuh, bahkan untuk masa depan anaknya kelak.  Bukan cuma calon ibu, kurangnya asupan gizi pada remaja perempuan dapat berdampak stunting pada anaknya di masa depan.

Seharusnya gadis remaja atau perempuan yang sedang berdiet tetap memperhatikan pola makan dan asupan gizi.

Pasalnya hal tersebut akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan saat menjadi ibu rumah tangga nantinya. 

Baca Juga: 1000 Hari Pertama Kehidupan, Hak Tumbuh Kembang Anak yang Wajib Dipenuhi Orangtua

Baca Juga: Jahe Sebagai Antihistamin Alami, Manfaatnya Pereda Gatal Saat Biduran

Ada tren bahwa remaja menganggap kurus itu cantik. Akhirnya mereka kurang darah, disitulah awal dari sisi kehamilan yang tidak sehat kalau nanti dia jadi ibu rumah tangga. Ini yang harus disosialisasikan untuk mencegah stunting agar salah pola makan di usia remaja dapat dihindari.

Minimnya pengetahuan, adapun beberapa informasi diet yang ternyata salah jika terus dilakukan:

1. Melewatkan sarapan pagi 

Sayang sekali kalau kita melewatkan waktu sarapan, karena justru hal ini membuat kita makan lebih banyak di siang harinya. Selain itu, diet di jam sarapan dapat membuat konsentrasi kita terganggu dan menurunkan mood belajar.

2. Minum obat pelangsing 

Minum obat pelangsing tanpa pengawasan dokter bisa membahayakan rahim kita. Tidak hanya merusak organ tubuh, tetapi juga bisa menimbulkan kematian.

3. Tidak mengonsumsi kudapan di antara waktu makan 

Kita mungkin berpikir kalau ngemil atau makan kudapan itu bisa bikin kita tambah gemuk, akhirnya jam snacking pun terlewatkan. Selain dapat melengkapi kekurangan nutrisi dalam tubuh, snacking ternyata dapat meningkatkan kelancaran metabolisme.

 

Diet yang aman dan sehat adalah diet yang menerapkan gizi seimbang. Gizi seimbang yang dimaksud adalah mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral setiap hari dengan porsi dan jadwal yang sesuai. 

Selain itu, pastikan konsumsi makanan tidak melebihi batas wajar kalori per harinya. Jika pada wanita asupan 1200-1500 kalori per hari dapat membantu menurunkan berat badan, sedangkan bagi pria disarankan untuk mengonsumsi cukup 1500-1800 kalori per hari. 

Agar tahu lebih jauh mengenai pencegahan stunting, kita perlu ikut forum yang berfokus pada edukasi dan sosialisasi mengenai stunting agar jangan sampai salah pola makan di usia remaja yang berakibat pada keturunan kelak.

Baca Juga: Upaya Tekan Covid-19, Pemprov DKI Keluarkan Perda Denda Progesif

Baca Juga: Obat Alami Pereda Asam Urat Buatan Sendiri di Rumah, Mudah dan Murah

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan aktif menggelar Forum Sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (Genbest), guna menciptakan generasi bersih dan sehat serta bebas stunting.

 

Penting diketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), sejak janin hingga usia 2 tahun.

Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan dalam situs Karger, kebutuhan nutrisi yang kurang ini juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur.

Di Indonesia, angka prevalensi stunting pada balita mencapai 37% dan penyebarannya hampir terjadi di seluruh provinsi.

Diperkirakan pada tahun 2025, angka stunting balita di seluruh dunia akan meningkat jika tidak ada upaya pencegahan.

Menukil laman resmi Kementerian Kesehatan, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Hingga kini, pencegahan stunting masih menjadi kendala meski upaya pemerintah terus dilakukan melalui segala lini.

Salah satu penyebabnya adalah diet yang banyak dilakukan oleh remaja putri. Banyak mereka yang ingin terlihat kurus dengan cepat sehingga salah pola makan di usia remaja dan mengabaikan pola makan yang sehat. (*)

#berantasstunting #hadapicorona