GridHEALTH.id -Kelebihan berat badan atau yang biasa kita sebut dengan obesitas, memiliki banyak sekali potensi mengundang penyakit datang ke tubuh.
Baca Juga: Diet Mediteranian Diramalkan Jadi Diet Populer 2020, Ternyata Bikin Ginjal Sehat
Sebenarnya setiap orang memang diharuskan memiliki sejumlah lemak untuk menyimpan energi dan lainnya, namun jika jumlahnya berlebihan, maka lemak yang tertimbun dapat merugikan metabolisme tubuh.
Oleh karena itu, bagi mereka yang mengalami obesitas memang sangat disarankan mencari cara menguruskan badan secara alami dengan cara diet alami dan sehat.
Tetapi kebanyakan dari kita yang diet, lebih memilih jalan pintas dan cepat agar bobot tubuh menurun cepat. Akibatnya kita sering kali malah terjebak pada pola makan yang buruk.
Penelitian yang dimuat di jurnal Lancet ini harusnya menjadi peringatan bagi kita. Pola makan yang buruk ternyata menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Lebih tinggi dibandingkan faktor risiko konvensional seperti merokok dan tekanan darah tinggi.
Penelitian tersebut menganalisis konsumsi makanan orang dewasa berusia 25 tahun ke atas mulai 1990 hingga 2017 di 195 negara dan membandingkan bagaimana hal itu mempengaruhi peluang mereka mengalami kematian dini.
Baca Juga: Fakta Menarik, Pilih Memelihara Kucing Ternyata Bikin Cerdas
Hasilnya, 11 juta kematian – atau 22%– di seluruh dunia disebabkan oleh pola makan yang buruk.
Lebih spesifik, dari jumlah itu, 9,5 juta disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, lebih dari 900.000 disebabkan oleh kanker terkait diet, lebih dari 330.000 disebabkan oleh diabetes, dan lebih dari 136.000 disebabkan oleh penyakit ginjal.
Baca Juga: Pasien Kanker Butuh Makanan Ini Agar Penyakitnya Tidak Bertambah Parah
Di sisi lain, faktor risiko yang lebih umum seperti tekanan darah tinggi dan merokok menyebabkan kematian sebesar 10,4 juta dan 8 juta.
Para peneliti juga menemukan bahwa pola makan yang buruk berkaitan dengan masa tua yang menderita seperti mengalami sakit yang kronis.
The Lancet menunjukkan tiga pola makan yang buruk yakni: asupan natrium yang tinggi (lebih dari 3 gram sehari), asupan biji-bijian yang rendah (kurang dari 125 gram sehari), dan asupan buah yang rendah (kurang dari 250 gram sehari).
Selain itu, diet rendah kacang-kacangan dan biji-bijian serta asupan rendah sayuran juga menjadi biang keladinya
Fakta memang berbicara. Karena takut gemuk, mereka hanya makan kacang-kacangan sebanyak 12 %n dari asupan 20,5 gram yang direkomendasikan.
Baca Juga: 3 Faktor Penyebab Kerontokan Pada Rambut Akibat Penyakit Diabetes
Sebaliknya, pada pengikut diet Mayo mengkonsumsi daging olahan malah 90 %lebih tinggi dari asupan 2 gram yang direkomendasikan.
Pola makan yang buruk dapat “merusak” tubuh dengan banyak cara. Tidak hanya meningkatkan risiko obesitas , yang kemudian berkawan dengan penyakit jantung, tetapi terlalu banyak atau terlalu sedikit nutrisi spesifik juga dapat membahayakan kesehatan kita dengan cara lain juga.
Diet rendah buah dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke dan penyakit kardiovaskular; diet tinggi sodium dapat meningkatkan risiko kanker lambung; dan diet rendah serat dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
Baca Juga: Studi : Susu, Yoghurt dan Keju Dapat Mencegah Risiko Munculnya Stroke
Begitu penjelasan salah satu anggota tim peneliti, Ashkan Afshin, Ph.D., asisten profesor di Institute for Health Metrics and Evaluation, University of Washington, kepada Runner's World.
Karena setiap orang berbeda dalam hal fisik, genetik, metabolisme, profil lemak, berat serta ditambah tinggi tubuh, sangat dianjurkan untuk ke dokter dulu untuk memilih/menetapkan tipe diet yang tepat.(*)
Source | : | The Lancet |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar