GridHEALTH.id - Pada saat acara 'Pagi-pagi Pasti Happy'di TRANS TV pada Kamis (19/2/2020), komedian Aming Sugandi diundang sebagai bintang tamu yang dianggap dekat dengan keluarga almarhum Ashraf Sinclair yang berpulang pada Selasa (18/2/2020).
Baca Juga: Ashraf Sinclair Sehat Bisa Gagal Jantung, Kebanyakan Ini Penyebabnya
Uya Kuya sebagai presenter acara meminta Aming berbagi seputar kondisi Ashraf di saat-saat menjelang ajalnya.
Aming yang mengaku mendapat informasi berdasarkan sharing BCL kepadanya, juga berdasarkan sepengetahuannya selama berada di kediaman BCL, menurut Aming, sejauh yang ia tahu aktor tersebut tidak pernah menderita riwayat sakit berat.
Aming juga menyinggung mendiang selebriti Adjie Massaid yang meninggal akibat penyebab serupa.
"Kayaknya enggak deh. Belajar dari kasusnya Adjie Massaid kan, kayaknya too much workout aja," jawab Aming. Ia menduga ayah Noah Sinclair tersebut justru terlalu banyak berolahraga.
"Sementara yang gue baca juga segala sesuatu yang enggak proporsional pasti enggak bagus 'kan," tambahnya.
Baca Juga: 6 Alasan Perut Buncit Berlemak Susah Hilang Meski Sudah Diet Ketat
Selain itu, Aming juga membongkar bahwa Ashraf Sinclair menjalani program diet untuk mengurangi kadar lemak di tubuh.
"Terus yang gue denger dia lagi fatless extreme on diet, terus dia lagi program fatless extreme apalah," tuturnya.
Baca Juga: Hati-hati, Sering Dikira Maag Padahal Awal Gejala Serangan Jantung
"Untuk menghilangkan berat badannya secara ekstrem?" tanya Uya Kuya. Aming mengiyakan pertanyaan presenter itu.
Jadi Aming menduga bahwa ada program olahraga dengan kebutuhan tubuh lainnya yang kurang seimbang.
"Sementara kan mungkin, setahunya gue yang dari baca-baca, terjadi ketidakseimbangan train atau latihan, olahraga berlebihan, nutrisi atau masukan makanan, sama sleep atau istirahat," jelas Aming.
"Mungkin salah satu itu tidak support atau gimana," tambahnya. Namun Aming menyatakan bahwa dirinya hanya spekulasi sementara.
Hal itu ia sampaikan karena khawatir salah memberikan pernyataan di masa berkabung ini.
Baca Juga: WNI Terinfeksi Corona di Kapal Diamond Princess Jadi 4 Orang
"Gue takut salah ngomong juga, tapi yang gue denger juga dia emang lagi on diet juga atau lagi program apa," ujar Aming.
"Cuma mungkin nanti yang lebih yang punya kompetensi buat ngejelasin kronologinya, gue takut ngomong juga," pungkasnya.
Baca Juga: Stres Tak Tertangani Bisa Datangkan Penyakit Mematikan, Usir Dengan Melakukan Meditasi
Kita semua berdoa agar Ashraf Sinclair mendapat tempat di sisinya dan keluarga Bunga Citra Lestari yang ditinggalkan senantiasa diberi ketabahan.
Namun terlepas apa penyebab kematian Ashraf, segala sesuatu yang berlebihan memang sebaiknya dihindari, termasuk berolahraga. Niat ingin bertambah sehat, malah bisa jadi sakit.
Lalu bagaimana ukuran atau tanda seseorang olahraga berlebihan? Beberapa tandanya adalah sering kelelahan, sering mengalami cedera, hingga jantung berdetak kencang meski tidak berolahraga.
Lantas apa yang terjadi jika seseorang melakukan olahraga secara berlebihan? Seperti dikutip dari laman The List, berikut adalah dampak negatif bila seseorang overtraining atau berlebihan dalam berolahraga;
Baca Juga: Obat Tidur Bikin Kecanduan, Ini Solusinya Kalau Tak Bisa Tidur
1. Pola tidur terganggu
Menurut pelatih pribadi bersertifikat Ainslie MacEachran olahraga berlebihan dapat menggangu pola tidur karena kadar hormon dipengaruhi negatif.
Intinya, olahraga berlebihan justru dapat menggangu pola tidur seseorang sehingga kualitas tidur menjadi kacau.
2. Munculnya kerusakan pada ginjal
Olahraga berlebihan tidak hanya memengaruhi otot, tetapi juga dapat mempengaruhi ginjal.
Baca Juga: Diabetes Retinopati Bisa Sebabkan Kebutaan, Ini Penjelasannya
"Rhabdomyolysis adalah kondisi yang sedikit diketahui dan jarang dibahas di mana pasokan energi dalam tubuh habis dan kemudian, melalui serangkaian proses seluler kerusakan otot terjadi dan menyebabkan potensi kerusakan ginjal," kata Phillip J. Adler, dan manajer Program Kesehatan Ortopedi & Kedokteran Olahraga Spectrum, seperti dikutip dari viva.co.id
Olahraga berlebihan dapat merusak otot ke titik yang merugikan dan kalau kita membiarkannya, maka berpotensi meningkatkan kadar creatine kinase atau CK (Enzim terdapat pada jaringan tubuh seperti otot rangka, serta organ jantung dan otak) dalam darah.
Kondisi kreatinin tinggi dapat menyebabkan masalah ginjal. Jadi, jika kita sering berolahraga berlebihan dan mendorong tubuh melampaui batas yang dapat dipulihkan, kita berisiko rhabdomyolysis," imbuh Adler.
The Center for Diabetes and Endocrine Care (CDEC) memberikan tanda-tanda rhabdomyolysis, antara lain urine yang gelap, nyeri otot, kelemahan, kekakuan, atau kram. Kondisinya sering mirip dengan serangan jantung karena gejalanya yang serupa.
Adler mencontohkan, CrossFit dan latihan intensitas tinggi serupa sebagai contoh latihan olahraga berlebihan yang dapat membuat kita rentan terhadap rhabdomyolysis.
Baca Juga: Tidur Nyenyak Tanpa Perlu Obat, 6 Cara Ini Dapat Mengatasi Insomnia!
Aktivitas itu mungkin tidak berbahaya, tetapi disaat tubuh tidak diberi waktu untuk beristirahat dan diberi waktu untuk pulih dari lelah, ini tentu akan membahayakan. (*)