GridHEALTH.id - Serat merupakan salah asupan penting bagi sistem pencernaan tubuh manusia.
Asupan serat yang tak terpenuhi dapat memicu gangguan pencernaan seperti sembelit atau sulit buang air besar (BAB).
Menurut Prof. dr. Badriul Hegar, Ph.D, Sp.A(K), selaku peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, asupan serat yang cukup telah teruji secara klinis dapat membantu mengurangi gejala gangguan buang air besar.
"Ini terjadi karena serat dapat membantu menyerap air di usus besar, memperbesar volume dan melunakkan konsistensi feses, mempercepat pembuangan sisa makanan dari usus besar, hingga menstimulasi saraf pada rektum agar anak memiliki keinginan untuk BAB,” papar Prof Hegar di acara Bicara Gizi: "Peranan Serat untuk Dukung Kesehatan Pencernaan Anak" (4/03/2020) yang diselenggarakan di di Kaum Restaurant, Jakarta.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan terganggunya sistem pencernaan tak bisa dianggap sepele apalagi terjadi pada anak-anak karena bisa berakibat fatal nantinya.
"Kondisi ini tidak dapat diremehkan karena terganggunya kesehatan saluran pencernaan anak dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas kesehatan anak di masa depan.
Untuk itu, orangtua perlu mencermati kesehatan saluran pencernaan anak antara lain, salah satunya dengan memperhatikan kecukupan konsumsi serat harian si Kecil,” tambahnya.
Baca Juga: Anak Perlu Banyak Konsumsi Makanan Berserat, Ini Dia Alasannya
Untuk mendapatkan serat sebenarnya cukup mudah karena komponen ini secara alami terdapat pada tanaman.
Berdasarkan jenisnya serat terbagi dua yakni serat larut air dan serat tidak larut air. Namun umumnya kedua serat akan cepat melewati usus karena tidak dapat dicerna.
Serat larut air biasanya kita bisa dapatkan dari buah, sayuran, oat, ataupun rumput laut dan agar-agar.
Sementara serat tidak larut biasanya berasal dari biji-bijian, gandum, serta umbi-umbian.
Meski begitu, tak bisa dipungkiri juga makanan tinggi serat memang sulit diterima oleh anak-anak.
Oleh karena itu, disinilah peran orangtua benar-benar sangat diperlukan agar si Kecil terpenuhi asupan seratnya.
Mengutip dari data Food and Nutrition Informastion Center, USDA, anak laki-laki maupun perempuan jumlah asupan seratnya berbeda-beda.
Anak laki-laki usia 2–5 tahun kebutuhan seratnya yaitu 11,3 gram perhari, 6–11 tahun kebutuhan seratnya 13,7 gr, bahkan usia 13 tahun 31 gram, dan usia 12-19 tahun kebutuhan seratnya 14,9 gram perhari.
Anak perempuan usia 2-5 tahun kebutuhan seratnya yaitu 10,5 gram, 6–11 tahun 12 gram, 12–19 tahun 13,3 gram – 26 gram perharinya.
Baca Juga: Korban Bertambah, Pemerintah Bentuk Gugus Tugas Protokol Kesehatan Penanganan Virus Corona
Bagi mereka atau anaknya yang sulit mengonsumsi serat yang bersumber langsung dari buah atau sayuran tadi.
Saat ini, sebenarnya sudah banyak jenis makanan yang terfortikasi yang dapat membantu mencukupi kebutuhan serat terutama untuk anak-anak.
Fortifikasi sendiri merupakan proses penambahan zat gizi dalam suatu produk termasuk serat untuk memudahkan tercapainya asupan gizi yang dianjurkan.
Sehingga dengan mengonsumsi pangan yang terfortifikasi dapat mencegah defisiensi terhadap vitamin atau mineral tertentu seperti serat ini.
Baca Juga: Cara Membuat Jus Kulit Manggis Untuk Mencegah Kanker dan Fakta Manfaatnya
Makanan yang terfortifikasi serat bisa kita temukan dalam produk susu tinggi serat.
Dari penjelasan tersebut, tak ada lagi alasan bagi kita terutama anak-anak untuk tidak terpenuhinya asupan serat harian.
Tidak suka sayur, bukan berarti anak kita harus kekurangan serat.(*)
Baca Juga: 5 Kebiasaan ini Bisa Sebabkan Kanker Usus, Banyak yang Tak Menyadarinya
#berantasstunting