Find Us On Social Media :

Rusia dan Amerika Serikat Berangsur Tarik Warganya, Tanda Indonesia Sudah Lampu Merah Virus Corona?

Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Rusia meminta warganya pulang setelah melihat korban virus corona yang terus meningkat di Indonesia.

 

 

GridHEALTH.id - Memperhatikan angka-angka korban positif virus corona, bahkan korban tewas semakin bertambah di Indonesia, dua negara, Amerika Serikat dan Rusia mulai menarik warganya untuk keluar dari Indonesia.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta telah mengeluarkan peringatan atau alert kepada warganegara AS yang berusia di bawah 21 tahun agar meninggalkan Indonesia.

Disebutkan dalam keterangan yang diunggah di website Kedutaan Besar AS di Indonesia bahwa pada hari Kamis (25/3) Kementerian Luar Negeri AS telah memerintahkan keluarga pekerja di Kedubes AS di Jakarta, Konsulat AS di Medan, dan Konsulat AS di Surabaya terutama yang berusia di bawah 21 tahun untuk meninggalkan Indonesia.

Perintah ini disampaikan terkait dengan penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia.

Pihak AS mempertimbangkan kapasitas kesehatan dan ketersediaan penerbangan di Indonesia yang terbatas.

Namun demikian, kantor-kantor perwakilan AS di ketiga kota itu akan tetap dibuka.

Baca Juga: Kaitan Kadar Gula Darah Tinggi dan Virus Corona, Mengapa Pasien Diabetes Rentan?

Baca Juga: Studi di London: Indonesia Hanya Laporkan 2% Kasus Positif Virus Corona, Benarkah?

“Di bawah Global Level 4 Health Advisory, warganegara AS yang saat ini berada di Indonesia harus segera kembali ke Amerika Serikat kecuali mereka telah mempersiapkan diri tetap berada di luar negeri untuk waktu yang diperpanjang,” tulis keterangan itu.

Melihat kondisi seperti itu, Direktur Eksekutif Center for Social, Political, Economic and Law Studies (Cespels), Ubedilah Badrun menilai Amerika Serikat dan Rusia telah khawatir lantaran Pemerintah Indonesia dinilai bakal kewalahan menangani Covid-19.

Itu isyarat 'lampu merah' untuk Indonesia. Amerika Serikat dan Rusia khawatir karena angka-angka korban Covid-19 terus meningkat di Indonesia," ucap Ubedilah, Kamis (26/3) dikutip dari situs berita gelora.co.id.

Kekhawatiran kedua negara tersebut, kata Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), ini berdasarkan tidak cepatnya pemerintah untuk melakukan lockdown.

 

Apalagi, Presiden Joko Widodo malah lebih memiliki social distancing maupun physical distancing.

"Langkah Indonesia yang lamban ambil keputusan lockdown, memilih social distancing atau physical distancing telah menimbulkan ketidakpastian. Karena kebijakan itu tidak sepenuhnya memutus mata rantai penyebaran Covid-19," jelas Ubedilah.

"Sebagai negara besar, tentu Amerika Serikat punya kepentingan pada Indonesia, tetapi peringatan untuk warga negaranya agar pulang ke Amerika Serikat itu menunjukan betapa berbahayanya kondisi Indonesia saat ini," lanjutnya.

Dengan demikian, Ubedilah mengingatkan Presiden Jokowi untuk segera melakukan lockdown agar meminimalisir penyebaran Covid-19 secara masif.

Baca Juga: Studi : Semakin Besar Kemaluan, Pria Makin Malas Pakai Kontrasepsi

 

Baca Juga

Silahkan ambil keputusan pahit tapi sebentar atau tetap seperti saat ini tetapi penderitaan akan berkepanjangan," pungkasnya. (*)

#berantasstunting #hadapicorona