Baca Juga: Ibu Menyusui Ingin Ikut Puasa Ramadan, Coba Cek Dulu Saran Dokter Ini
Hasilnya, puasa cara yang aman dan efektif untuk menormalkan tekanan darah, dan dapat membantu memotivasi perubahan pola makan dan gaya hidup yang meningkatkan kesehatan.
Selain itu, dalam sebuah laman hypertension-bloodpressure-center.com pun disebutkan, studi puasa dan tekanan darah yang dilakukan dalam 15 hingga 20 tahun terakhir menyimpulkan, puasa terkontrol bermanfaat bagi pasien hipertensi.
Dalam artikelnya yang berjudul Fasting and Blood Pressure Reduction Explained disebutkan, dalam penelitian 110 peserta yang sangat gemuk, terdiri dari pria dan wanita, menjalani diet puasa selama tiga minggu.
Pada akhir diet puasa, para pasien kehilangan berat badan dari sekitar 132kg menjadi 118kg.
Indeks maks tubuh mereka juga menurun, demikian pula tekanan darah mereka baik sistolik (angka atas) dan diastolik (angka bawah).
Baca Juga: Menkes Terawan Tolak Pengajuan PSBB di Palangka Raya, Warganet Geram: 'Kapan Dicopot Pak Jokowi?'
Penurunan tekanan darah dari sekitar 143 mm Hg (sistolik) menjadi 132 mm Hg (diastolik). Ini mewakili penurunan tekanan darah 11 mm Hg.
Penurunan seperti itu sangat signifikan dalam mengurangi risiko kerusakan organ dan pengembangan penyakit kardiovaskular.
Malah diakui, setelah puasa banyak peserta, 88%, memiliki tes toleransi glukosa oral (OGTT) normal. Resistensi insulin juga meningkat secara signifikan.
Jadi para peneliti menyimpulkan bahwa puasa 3 minggu menyebabkan normalisasi tekanan darah dan penurunan lipid pada individu yang terlibat, di antara manfaat kesehatan lainnya.
Baca Juga: Bukannya Terima Kasih, Sejumlah Netizen Facebook Justru Remehkan Upaya Tenaga Medis